Sebelum masuk musim hujan di bulan ini, cuaca di Madiun terasa lebih panas. Bahkan, ketika jemput anak-anak sekolah, kulit terasa sakit terkena paparan sinar matahari. Anak-anak juga selalu terlihat lemas sepulang sekolah, sehingga mereka tidak mau pakai sepeda lagi.
Di rumah sendiri memang banyak pepohonan, cuaca tidak terlalu panas, berbeda ketika mau ke luar kompleks, panasnya terasa sekali.
Baca Juga: Petani Urban: Profesi Ramah Lingkungan untuk Ketahanan Pangan
Cuaca panas ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi memang dirasakan negara lain yang sedang mengalami krisis iklim. Dampak dari krisis iklim ini, mulai dari kerusakan lingkungan, perubahan cuaca ekstrem, ketahanan pangan, kerugian ekonomi, hingga kesehatan pada anak.
Kok bisa ya?
Gelombang panas yang dirasakan beberapa waktu lalu bisa berdampak buruk pada kesehatan anak. Apalagi tubuh mereka masih belum kuat dan masih rentan sekali, sehingga kesehatan anak bisa terganggu. Cuaca ekstrem berdampak pada kesehatan anak secara langsung maupun tidak langsung seperti:
- Serangan penyakit karena peningkatan suhu global bisa memengaruhi kesehatan anak dan memperluas wilayah penyebaran penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dehidrasi, dan infeksi pernapasan.
- Perubahan iklim bisa memengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas makanan, terutama di daerah yang rentan terhadap kekeringan atau banjir. Akibatnya, terjadi penurunan ketersediaan makanan bergizi dan peningkatan risiko kekurangan gizi pada anak-anak.
- Bencana alam yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, badai atau kebakaran hutan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan trauma berkepanjangan pada anak-anak, sehingga berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan emosional anak-anak.
- Peningkatan cuaca ekstrem seperti banjir atau badai dapat mengancam keselamatan dan keamanan anak-anak, meningkatkan risiko cedera, kehilangan orang tua, hingga kehilangan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
Anak-anak di rumah juga pernah mengalami masalah kesehatan ketika cuaca terasa begitu panas, sehingga kegiatan sekolah mereka sering terganggu.
Anak Lebih Paham tentang Green Jobs
Dengan dampak perubahan iklim seperti ini, penting bagi anak-anak untuk belajar mencintai dan menjaga lingkungan. Untuk mengajarkan anak-anak mencintai lingkungan dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dengan beberapa langkah sebagai berikut:
- Orang tua memberikan contoh. Setiap belanja ke supermarket bersama anak-anak, saya membiasakan mereka membawa tas belanja sendiri dari rumah.
- Membiasakan anak-anak untuk menggunakan transportasi berkelanjutan seperti berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda. Selain ramah lingkungan, anak-anak menjadi lebih sehat.
- Belajar memilah dan memilih sampah sudah dilakukan sejak lama. Anak-anak lebih antusias karena di rumah sudah disediakan 2 tempat sampah. Tempat sampahnya tidak pakai warna, saya bedakan lokasi penyimpanannya. Misalnya, tempah sampah organik (dedaunan, ranting pohon, dan sisa makanan) disimpan di samping rumah, sedangkan tempat sampah anorganik (plastik, kaleng, dan gabus sintetis [styrofoam]), saya simpan di dekat tempat jemur baju.
- Mengajak anak untuk membersihkan lingkungan. Biasanya, anak-anak dengan ayahnya akan membersihkan halaman rumah, atau ikut bersih-bersih di kompleks.
- Jalan kaki di akhir pekan sambil mengeksplor pemandangan alam sekitar. Bagi yang tinggal di pedesaan, banyak tempat yang bisa dieksplor. Kami sering main ke area dekat gunung yang suasana alamnya indah dan sejuk.
- Membiasakan anak-anak untuk menghemat energi di rumah dengan cara matikan listrik saat tidak digunakan, menghemat penggunaan air, matikan TV dan PS saat tidak ditonton, hingga cabut kabel charger saat tidak digunakan.
Dengan memberikan contoh positif dalam kehidupan sehari-hari, edukasi yang tepat, dan melibatkan anak dalam tindakan nyata untuk menjaga lingkungan, kita sebagai orang tua dapat membantu mereka mengembangkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap alam sekitar sekaligus mengajarkan anak-anak untuk lebih memahami Green Jobs.
Baca Juga: Cerita Konsistensi Pokmaswas Jalur Gaza Mengedukasi Masyarakat Mengkonservasi Penyu
Apa Itu Green Jobs?
Bersumber dari coaction.id, Green Jobs merupakan jenis pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan. Menurut International Labour Organization (ILO), Green Jobs menjadi lambang dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang.
Masih bersumber dari coaction.id, Indonesia memang telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 26—41% pada tahun 2020 melalui program Business As Usual yang diluncurkan pada tahun 2005.
Pekerjaan hijau seperti apa yang bisa menjadi impian anak-anak di masa depan?
Ada beberapa contoh pekerjaan hijau, mulai dari ecopreneur, eco design architect, eco fashionpreneur, electric car technician, energy startup, hingga solar panel technician.
Green Jobs bisa membuka lapangan pekerjaan baru, melestarikan lingkungan, menumbuhkan perekonomian, dan menjaga keberlanjutan kehidupan.
Dilansir dari bappenas.go.id, pekerjaan ramah lingkungan berperan penting dalam transisi menuju ekonomi hijau serta mewujudkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Bahkan, ILO mencatat, kebijakan pekerjaan ramah lingkungan akan menciptakan 24 juta pekerjaan pada 2030.
Selain itu, investasi pada ekonomi hijau ke depannya diperkirakan mencapai 7—10 kali lipat lebih banyak lapangan kerja daripada investasi konvensional, terutama karena pekerjaaan hijau lebih padat karya.
Baca Juga: Siasat Bertahan Kala Iklim Berubah
Green Jobs bisa menjadi peluang untuk anak bangsa di masa depan saat menentukan pekerjaan impiannya. Itulah yang menjadi alasan saya ingin anak-anak lebih memahami Green Jobs, supaya di masa depan mereka juga bisa bekerja di pekerjaan ramah lingkungan.
Kebutuhan tenaga kerja ramah lingkungan akan meningkat secara signifikan karena transisi energi bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan, apalagi dengan adanya target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% di tahun 2025.
Pasti sudah tahukan ya PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Terapung Cirata yang merupakan kerja sama Republik Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA). PLTS ini menjadi sejarah karena menjadi yang terbesar di ASEAN yang proses pembangunannya membutuhkan waktu 3 tahun. Tentu peluang pekerjaan akan semakin banyak dengan adanya PLTS ini.
PLTS itu hanyalah salah satu contoh manfaat Green Jobs.
Buat teman-teman atau orang tua yang memiliki anak sudah besar dan ingin mengarahkan mereka memiliki pekerjaan ramah lingkungan, bisa memperoleh informasi mengenai Green Jobs dan potensi yang diminati di greenjobs.id.
Artikel ini telah tayang di https://www.liswantipertiwi.com/2024/02/anak-paham-green-jobs.html dengan judul “Dimulai dari Rumah Mengajarkan Anak untuk Lebih Paham tentang Green Jobs”.
DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog #GoGreenJobs menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mengedit bahasa dan penulisan setiap artikel dan opini yang masuk ke redaksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta, serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.