Histori Koaksi Indonesia

Yayasan Koaksi Indonesia resmi berdiri pada 16 Maret 2017 dan berbasis di Jakarta. Para pendiri yayasan ini bermaksud membuat perubahan di sektor energi terbarukan. Sebelumnya, para pendiri telah bekerja sama sebagai tim ahli dalam Satuan Tugas (SatGas) Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan di bawah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (2014—2016). Target tim ini adalah merekomendasikan dan mendorong kebijakan untuk meningkatkan pendanaan dan investasi energi terbarukan, transfer dan penyebaran teknologi energi terbarukan ke seluruh wilayah Indonesia, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan terobosan pendidikan. Untuk mencapai target itu, SatGas ditugaskan untuk mengumpulkan para pemangku kepentingan, mendapatkan tujuan bersama, dan mengisi kesenjangan. Dengan pengalaman ini, para pendiri memutuskan untuk mencapai visi mereka dengan membentuk sebuah organisasi nirlaba menggunakan pengetahuan, kemampuan, dan jejaring dari kolaborasi masa lalu dan sekarang untuk masa depan energi terbarukan Indonesia.

Agar memberikan dampak dan jejak yang berarti bagi masyarakat sebagai penerima manfaat, Koaksi Indonesia bekerja secara bertahap dan berupaya mengembangkan strategi yang komprehensif melalui program tahunan dan lima tahunan, struktur organisasi yang efektif, alur koordinasi dan tata kelola yang lebih baik, sistem manajemen pengetahuan dan kemitraan strategis, serta strategi penggalangan dana yang kuat. Koaksi Indonesia tidak berhenti hanya sebagai simpul jejaring strategis, tetapi terus memperluas perannya hingga menjadi simpul pengetahuan untuk organisasi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan terkait. Oleh karena itu, Koaksi Indonesia membangun platform pengetahuan berbasis daring mengenai energi terbarukan yang lengkap dan mutakhir serta forum pembelajaran berbasis daring dan luring sehingga masyarakat sipil dapat bertukar pengalaman dan jejaring, baik yang fokus pada kerja advokasi, kampanye, maupun berkarya langsung di tengah masyarakat.