Listrik yang berasal dari panel surya kini sedang marak digunakan mulai dari fasilitas umum seperti lampu jalanan, gedung-gedung tinggi, di rumah-rumah hingga di desa tertinggal. Sejak tahun 2017, Gerakan Sejuta Surya Atap telah dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan surya atap sebagai salah satu penyedia energi terbarukan yang ditargetkan 23 persen digunakan oleh masyarakat pada tahun 2025. Penggunaan panel surya memiliki banyak keunggulan, salah satunya energi yang dihasilkan oleh panel surya merupakan energi yang bersih sehingga tidak berdampak negatif pada perubahan iklim.
Panel surya menggunakan energi yang sangat mudah didapatkan karena sinar matahari khususnya di Negara tropis di Indonesia selalu terpapar sinar matahari setiap hari. Panel surya memiliki masa penggunaan yang cukup panjang antara 25-30 tahun sehingga penggunanya dapat berhemat baik secara energi maupun biaya. Mengutip Kompas (2018) mengacu pada undang-undang yang akan terbit, energi yang dihasilkan oleh panel surya dapat dijual kepada PLN. Penggunaan panel surya dapat menghemat biaya pembayaran listrik PLN dan dijamin akan balik modal karena penggunaan panel surya secara otomatis mengurangi biaya listrik PLN. Pemasangan panel surya dibutuhkan biaya yang berkisar antara 15-18 juta untk kapasitas 1 kilowatt peak (kWp). Harga tersebut sudah termasuk dengan instalasi yang lengkap yang terdiri dari panel surya, instalasi listrik, inverter hingga pengurusan ke pihak PLN. Panel surya berkapasitas 1 kWp mampu menghasilkan listrik selama 8 jam sejak pukul 08.00 sampai 16.00.
Beberapa Negara yang telah sukses menggunakan surya sebagai pembangkit energi di antaranya India, Tiongkok dan Amerika Serikat. Di Asean, Indonesia sebagai Negara yang terbesar masih belum dapat memanfaatkan energi surya secara maksimal dibandingkan dengan Negara lainnya seperti Thailand, Filipina, Malaysia dan Singapura. Indonesia masih menduduki posisi terakhir dalam jajaran Negara tersebut dengan pemanfaatan listrik tenaga surya sebesar 100 MW, jauh tertinggal dari Thailand yang menduduki posisi pertama dengan penggunaan 2.7 GW. Potensi pemanfaatan panel solar di Indonesia sangat besar mengingat Indonesia merupakan Negara yang berada di garis khatulistiwa dengan intensitas penyinaran matahari yang tinggi setiap harinya.
Tantangan Indonesia
Harga pemasangan solar pv masih sulit dijangkau oleh masyarakat luas, terlebih biaya untuk merawat dan mengganti baterai dari solar pv tersebut. Di sisi lain, perusahaan sulit mendapatkan akses pinjaman dari bank, investasi yang besar namun keuntungan tergolong dengan jangkau waktu relatif panjang di tujuh sampai delapan tahun, beserta regulasi dari Kementerian ESDM sendiri yang belum memudahkan adanya investasi Energi Terbarukan.
Sumber:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/10/064800026/berapa-biaya-yang-dibutuhkan-untuk-pasang-rooftop-panel-surya
https://www.iced.or.id/wp-content/uploads/2018/08/4_Miroslav-DIjakovic_Opportunities-and-Challenges-for-Commercial-Rooftop-Solar-PV.pdf