TRIO pencipta lagu dan produser rekaman Laleilmanino berharap lagu Dengar Alam Bernyanyi memiliki nafas panjang, yang berarti tetap digemari dan didengarkan oleh generasi baru di masa mendatang.
“Kami harap, sebenarnya ini adalah investasi untuk jangka panjang banget, sih. Kalau bicara lagu pop misalnya rilis lagu hari ini, mungkin masa promonya tiga bulan, setelah itu berubah ke single lain. Tapi kalau yang ini, doa kami lagunya bisa jauh lebih panjang dan bisa didengarkan terus,” kata Nino mewakili Laleilmanino dalam wawancara bersama media secara virtual, dikutip Rabu (20/7)
Kini, nafas panjang itu dibuktikan setelah Komite Penyelenggara Youth 20 (Y20) memilih Dengar Alam Bernyanyi sebagai lagu tema resmi Y20 2022.
Lagu itu telah diperdengarkan di acara pembukaan Pra-KTT ketiga Y20 yang diadakan di Balikpapan pada 21-22 Mei serta akan diputar kembali di acara puncak KTT Y20 pada 22 Juli di Bandung.
Tidak hanya selama rangkaian Y20 berlangsung, bahkan jika konferensi sudah berakhir, Nino berharap lagu Dengar Alam Bernyanyi tetap didengarkan pada masa mendatang mengingat isu yang terkandung di dalamnya akan tetap relevan.
Dengar Alam Bernyanyi merupakan lagu bertema alam pertama yang diciptakan Laleilmanino.
Menurut Nino, menulis lirik Dengar Alam Bernyanyi tidaklah sulit namun tantangannya terletak pada pertanggungjawaban isu yang dibincangkan dalam liriknya sehingga harus berdasarkan fakta dan data.
Oleh sebab itu, sebelum membuat lagu, mereka berdiskusi dengan Program Director Coaction Indonesia Verena Puspawardani dan Program Manager Hutan Itu Indonesia Christian Natalie, yang sudah lama aktif menggeluti isu lingkungan.
Bahkan Laleilmanino mengunjungi Situ Gunung, Sukabumi, untuk mendapatkan inspirasi penulisan lirik lagu.
“Ini menjadi pembelajaran yang baik banget buat Laleilmanino biar makin asik lagi nanti bikin lirik. Berangkat dari pengalaman bersama Dengar Alam Bernyanyi ini, kami jadi punya cara yang baru punya formula yang baru lagi, nih, buat nulis lagu,” kata Nino.
Dengar Alam Bernyanyi dirilis pada 22 April 2022 bertepatan dengan Hari Bumi.
Pada Jumat (15/7), video musik lagu tersebut dirilis melalui akun resmi Laleilmanino. Lagu ini turut menampilkan suara Chicco Jerikho dan Sheila Dara, yang lebih dikenal di dunia keaktoran. Laeilmanino juga mengajak HIVI! dalam lagu tersebut.
Menurut Chicco, lagu Dengar Alam Bernyanyi mengandung visi penting yang harus disuarakan mengenai isu lingkungan yang selama ini masih digaungkan dunia. Oleh sebab itu, Chicco mengaku dirinya langsung tertarik ketika diajak berkolaborasi.
Dalam video musik dan video lirik lagu tersebut, Chicco tampil diwakilkan dalam bentuk karakter animasi pohon, Sheila sebagai peri hutan, HIVI! sebagai Java Sparrow, serta Laeilmanino sebagai orang utan.
Chicco menilai video musik Dengar Alam Bernyanyi, yang dikemas dengan karakter animasi ditambah liriknya yang mudah dihafalkan atau didengarkan (easy listening) bisa menjadi medium belajar yang bermanfaat bagi anak-anak sebagai generasi penerus.
“Itu (video musik) akhirnya jadi bahan obrolan antara saya sama anak, jadi saya bisa memasukkan (pelajaran) sedikit-sedikit ke Suri mulai dari sesuatu hal yang kecil yang ada di rumah dan lagunya juga enak didengarkan, easy listening banget,” ujar Chicco.
Konsep animasi dalam Dengar Alam Bernyanyi menonjolkan kehidupan hutan sebagai bagian dari ekosistem alam di bumi. Ketika manusia bisa menjaga hutan, menurut Nino, ia percaya bahwa manusia juga bisa menjaga unsur-unsur penting lain dalam keberlangsungan lingkungan.
“Makanya Chicco dijadikan karakter pohon di sana karena kita melihat pohon itu sebagai guardian, kalau misalnya pohon dihilangkan, bagaimana kita bisa jaga bumi kalau penjaga buminya saja tidak ada,” tuturnya.
Untuk membawa perubahan lingkungan yang lebih baik, Nino, Ilman, serta Chicco sepakat bahwa upaya tersebut dapat dilakukan dengan memulai dan membiasakan diri lewat hal-hal sederhana, misalnya gaya mengurangi konsumsi atau penggunaan plastik.
Nino menambahkan ia juga ingin mengajak anak muda untuk lebih menyeimbangkan intensitas penggunaan gawai (gadget) dengan melakukan interaksi secara langsung terhadap alam, selaras dengan lirik bagian reff.
“Kami berharap lewat lagu ini mereka bisa kembali lagi ke alam, bisa menyaksikan langit-langit yang indah itu lagi secara langsung, bukan lewat gawainya. Supaya mereka juga bisa memutuskan sendiri bahwa keindahan ini tidak boleh hilang,” kata Nino. (Ant/OL-1)