Penulis: Adhi Triatmojo
Pada tahun 2020, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan total pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 14,5 GW. Target ini berbeda dengan target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menargetkan sebesar 16,1 GW. Perbedaan target ini perlu menjadi pertanyaan publik, bagaimana bisa target nasional tidak sinkron? Apa yang menjadi faktor pembeda? Apakah setiap kebijakan yang dibuat tidak mempertimbangkan kebijakan yang telah ada?
Selain RPJMN dan RUEN, Indonesia memiliki target untuk meningkatkan porsi bauran EBT dalam bauran energi nasional. Target ini telah disepakati melalui Peraturan Presiden No.79 Tahun 2014 dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), yang menyatakan bahwa bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) setidaknya 23% di tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sedangkan RPJMN memiliki target bauran EBT sebesar 13,4% pada tahun 2020 dan 20% pada tahun 2024. Target tersebut mengharuskan Indonesia meningkatkan 4,85% bauran untuk mencapai target di tahun 2020 (Saat ini bauran EBT Indonesia berada pada angka 8,55%) dan peningkatan sebesar 3% pada tahun 2025 untuk memenuhi target RUEN jika berpatokan pada target RPJMN 2020-2024.
Terlepas dari perbedaan perencanaan dari tiap kebijakan, yang perlu dikaji adalah kemungkinan mampu/tidaknya target yang sudah ditetapkan tercapai. Maka dari itu, perlu ada kajian mengenai perkembangan industri EBT yang telah berjalan di Indonesia. Artikel ini akan membahas mengenai kondisi terkini serta capaian pengembangan EBT di Indonesia.
Kondisi Terkini Bauran EBT Indonesia
Pada tahun 2025, Indonesia memiliki target bauran EBT dalam bauran energi nasional mencapai 23%. Target ini termasuk target yang ambisius mengingat pada tahun 2014 bauran EBT hanya mencapai 5,33%, yang berarti setiap tahunnya perlu ada peningkatan sebesar 1,03% untuk mencapai 23%. Nyatanya, bauran EBT dalam bauran energi nasional setiap tahunnya fluktuatif. Selama periode 2014-2018, bauran EBT berturut-turut adalah 5,33; 4,38; 6,44; 6,28; 8,55 (dalam persen). Hal ini disebabkan oleh pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang justru lebih masif daripada EBT.
Bauran EBT Nasional pun seringkali tertukar dengan bauran EBT pembangkit yang memiliki besaran 13,4%. Padahal EBT dalam pembangkit hanya menghitung bauran dari pembangkit listrik yang terhubung ke jaringan transmisi PLN. Salah kaprah ini terjadi karena pemikiran mengenai bauran EBT yang tidak holistik, yaitu bahwa EBT hanya terdapat di sektor pembangkitan saja. Padahal dalam menghitung bauran energi terbarukan nasional, harus melihat juga keseluruhan penggunaan energi pada sektor industri, transportasi, rumah tangga, dan komersial.
Target Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), target kapasitas terpasang EBT tidak kalah ambisius dengan target bauran energi nasional. RUEN menargetkan pada tahun 2018, kapasitas terpasang pembangkit EBT adalah 13,9 GW. Sayangnya target ambisius ini tidak terpenuhi. Hingga tahun 2018, hanya sebanyak 9,8 GW pembangkit EBT yang telah terpasang.
Selain mengacu pada RUEN, Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) juga perlu disoroti. Tiap tahunnya rata-rata penambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada periode 2012-2018 tidak pernah diatas 400 MW. Padahal dalam perencanaannya, RUPTL secara rutin menargetkan penambahan lebih dari 500 MW pembangkit EBT setiap tahun. Penambahan kapasitas ini selalu tidak memenuhi target, terkecuali pada tahun 2017 dimana terjadi lonjakan kapasitas terpasang sebesar 1200 MW, yang diikuti oleh penurunan sebesar 400 MW pada tahun 2018.
Target Produksi Biodiesel dan Bioetanol
Dalam RPJMN 2020-2024, target produksi biodiesel memang merupakan satu-satunya target yang paling mungkin untuk dicapai. Pada tahun 2020 ditargetkan produksi biodiesel akan mencapai 9 juta kiloliter. Tentunya dengan kebijakan program B30 yang akan dimulai pada awal tahun 2020 dan peresmian Kepmen 199 K/20/MEM/2019, bisa dipastikan target tersebut akan tercapai. Hingga pertengahan tahun 2019, produksi biodiesel di Indonesia sudah mencapai 7,6 juta kiloliter.
Sedangkan, target bioetanol pada tahun 2020 mencapai 0,8 juta kiloliter. Padahal sepanjang periode 2012-2018 produksi bioetanol bisa dikatakan stagnan. Di tahun 2018 saja produksi bioetanol hanya mencapai 0,138 juta kilo liter. Target tersebut tidak mungkin tercapai bila hanya mengikuti skema business as usual. Padahal RPJMN 2020-2024 menargetkan produksi bioetanol mencapai 2,7 juta kilo liter pada tahun 2024.
Jika melihat kondisi terkini dari perkembangan EBT di Indonesia, seluruh target EBT hampir dipastikan tidak akan tercapai kecuali target biodiesel. Demi mendorong EBT terutama energi terbarukan (ET), perlu ada perbaikan kebijakan, implementasi, kelembagaan, dan platform yang mewadahi informasi terkait perkembangan ET. Diperlukan juga roadmap dan kepastian kebijakan untuk transisi energi fosil menuju energi terbarukan (ET). Bila Indonesia masih terpaku pada skema business as usual yang berjalan selama ini, maka Indonesia tidak akan siap menghadapi krisis energi karena terlalu bergantung pada bahan bakar fosil yang akan habis.
Daftar Pustaka
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2019. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 versi Agustus.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. 2019. Produksi Biodiesel Indonesia. Diakses Pada 26 November 2019, dari https://www.bpdp.or.id/id/info-grafis/produksi-biodiesel-indonesia/.
Sutijastoto, F. X. 2019. Kebijakan Nasional energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menuju Keunggulan Kompetitif Perekonomian [Slide Powerpoint].
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2019. Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Kelistrikan. 2018. Statistik Ketenagalistrikan Tahun 2018.
Perusahaan Listrik Negara. 2012. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2012-2021.
Perusahaan Listrik Negara. 2013. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2013-2022.
Perusahaan Listrik Negara. 2014. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2014-2023.
Perusahaan Listrik Negara. 2015. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2015-2024.
Perusahaan Listrik Negara. 2016. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2016-2025.
Perusahaan Listrik Negara. 2017. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2017-2026.
Perusahaan Listrik Negara. 2018. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2018-2027.
Perusahaan Listrik Negara. 2019. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrikan 2019-2028.
United States Department of Agriculture. 2018. Indonesia Biofuels Annual 2018.