Komunitas lingkungan menawarkan pengalaman unik yang tidak hanya seru, tetapi juga penuh makna. Simak keseruan dan inspirasi bergabung dengan salah satu komunitas lingkungan berikut!
KOAKSI INDONESIA—Menjadi bagian dari sebuah komunitas merupakan pengalaman yang berharga. Terutama jika bisa bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai yang sesuai dengan kita.
Salah satu jenis komunitas yang menarik untuk dijelajahi adalah komunitas yang bergerak di isu lingkungan. Mengapa? Karena komunitas lingkungan tidak hanya menawarkan kesempatan untuk berkontribusi pada kelestarian bumi, tetapi dapat memberikan pengalaman seru dan bermakna.
Isu perubahan iklim yang berdampak signifikan pada kehidupan kita patut menjadi agenda bersama untuk menghadapinya. Sebagai salah satu agen perubahan, komunitas dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait isu besar tersebut.
Dalam berita Kompas, komunitas diakui sebagai elemen vital dalam kolaborasi aksi iklim. Peran komunitas, bersama dengan pemangku kepentingan lainnya seperti masyarakat sipil, anak muda, masyarakat adat, dan perempuan, sangat penting dalam mengembangkan kapasitas dan mendorong transfer teknologi terkait aksi iklim kepada masyarakat luas.
Aksi yang dilakukan komunitas seperti program daur ulang, pengurangan sampah, penggunaan energi terbarukan, penanaman pohon, pelestarian ekosistem, dan promosi transportasi rendah emisi (carpooling, sepeda, dan transportasi umum) memang sederhana dan dapat dilakukan sehari-hari. Namun, sangat diperlukan sebagai sarana edukasi dan penyebaran informasi secara masif.
Selain itu, banyaknya komunitas lokal dapat menjadi solusi efektif aksi iklim. Komunitas lokal merupakan ujung tombak dalam menggerakkan aksi iklim. Sebagai pihak pertama yang merasakan dampak perubahan iklim, komunitas lokal dapat mengolaborasikan aspek sosial budaya dalam isu perubahan iklim, sehingga menciptakan pergerakan yang lebih cepat dalam menemukan solusi iklim.
Menjembatani Komunitas dan Pemerintah untuk Aksi Iklim
Komunitas dapat bergerak dalam berbagai isu yang mendukung ketertarikan individu untuk melakukan aksi iklim. Tidak terbatas dalam bidang keilmuan anggota yang tergabung, komunitas membalut kegiatannya dengan aksi-aksi yang lebih unik dan sederhana.
- Majelis Nelayan Bersatu Kota Kupang
Koaksi Indonesia tergabung dalam program Voices for Just Climate Action (VCA). Program ini fokus pada kegiatan aksi iklim yang berkeadilan. Koaksi Indonesia bersama Yayasan Pikul yang tergabung dalam Koalisi Sipil, salah satu koalisi dalam VCA, memiliki fokus program di tingkat tapak Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Berada di daerah pesisir pantai, mayoritas pekerjaan masyarakat di sana adalah nelayan. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kapasitas. Koalisi Sipil memfasilitasi pertemuan para nelayan sehingga terbentuklah Majelis Nelayan Bersatu Kota Kupang. Majelis yang sudah dikukuhkan dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Perikanan ini dapat mengakses bantuan dari Dinas Perikanan.
Dinas Perikanan Kota Kupang memiliki program Kartu Pelaku Usaha Perikanan (KUSUKA), yang dapat digunakan anggota untuk mengakses bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, kartu ini menjadi bukti keanggotaan nelayan yang dapat digunakan untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi.
Selain itu, pada Juli 2024, Dinas Perikanan Kota Kupang telah menyerahkan dua gedung (Unit Pengolahan Ikan/UPI dan gedung pertemuan) untuk mendukung kegiatan nelayan agar produktivitas mereka meningkat.
- Proklim Kelurahan Penjaringan dan Sukapura, Jakarta Utara
Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan gerakan nasional untuk pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak berbasis komunitas di Indonesia yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Program ini menjadi solusi dalam mensinergikan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak negatif perubahan iklim sekaligus berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Sejalan dengan target negara untuk membuat 20.000 desa yang memiliki Proklim pada 2024, salah satu anggota koalisi dalam VCA Nasional, Speak Indonesia, melakukan pendampingan komunitas ibu-ibu di Jakarta Utara (Penjaringan dan Sukapura) yang tergabung dalam Proklim.
Aksi tersebut terdengar oleh KLHK. Pada 20 Juni 2024, koalisi VCA berkesempatan untuk audiensi bersama Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Bapak Irawan Asaad.
Sebagai organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Sipil, salah satu Koalisi dalam VCA, Koaksi Indonesia turut hadir dalam audiensi tersebut.
Bersama ibu-ibu dalam Proklim Kelurahan Penjaringan dan Sukapura, Bapak Irawan menyampaikan suka citanya menyambut teman-teman Koalisi VCA. Dalam menciptakan aksi adaptasi perubahan iklim diperlukan peran komunitas yang kuat. Adanya Proklim yang didukung dengan agenda VCA tentu menjadi peluang kerja sama yang baik karena sama-sama bertujuan melakukan perubahan.
Kekuatan Komunitas untuk Masa Depan Berkelanjutan
Koaksi Indonesia turut berkolaborasi bersama beberapa komunitas khususnya anak muda untuk penyadartahuan seputar green jobs. Pada tahun 2023, Koaksi Indonesia melibatkan 16 organisasi dan komunitas di empat provinsi dalam program Youth Leaders untuk memperkenalkan peluang green jobs sebagai masa depan Indonesia.
Agenda Youth Leaders tersebut berupa serangkaian kegiatan seperti Green Jobs Academy, Green Jobs Workshop, Green Jobs CSO Forum, dan diakhiri dengan peluncuran platform www.greenjobs.id dalam Green Jobs Summit.
Pelibatan peran komunitas paling dirasakan saat acara Green Jobs Workshop dilakukan di empat kota, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Teman komunitas banyak membantu dalam persiapan rangkaian acara tersebut, sehingga setiap workshop disambut antusias oleh banyak anak muda.
Bergabung dalam komunitas, kita bisa berkolaborasi, belajar, dan bertumbuh dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama. Dengan keyakinan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membawa perubahan besar, baik bagi diri sendiri maupun bumi kita. Mari kita eksplorasi beberapa komunitas yang dapat menginspirasi berikut ini.
1. Earth Hour Indonesia
Komunitas berlogo angka 60 ini berawal dari gerakan kampanye perubahan iklim oleh World Wildlife Fund (WWF). Kini tidak hanya melakukan aksi pemadaman lampu selama satu jam, namun ada beberapa kegiatan di 33 kota seperti penanaman 23.762 bibit mangrove, pembersihan 20 pantai, 140 sosialisasi perubahan gaya hidup bertanggung jawab, transplantasi 1.460 terumbu karang, menginisiasi pendidikan lingkungan di 605 sekolah dan 32 kampus, serta penanaman 8.082 bibit pohon baru.
2. Seasoldier Indonesia
Seasoldier Indonesia merupakan sebuah organisasi nonprofit yang bergerak pada isu lingkungan terutama terkait aksi di pesisir laut. Organisasi yang diinisiasi oleh Nadine Chandrawinata dan Dinni Septianingrum ini melahirkan banyak komunitas yang tersebar di beberapa kota seperti Medan, Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Tegal, Pacitan, Surabaya, Banyuwangi, Bali, Lombok, Balikpapan, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Memiliki program konservasi pohon dan mangrove, pelestarian lumba-lumba dan bersihkan warung, bisa menjadi alternatif pergerakan yang menarik untuk diikuti.
3. Climate Rangers
Di bawah Yayasan Climate Rangers Jakarta, komunitas yang biasa disebut CR ini dapat menjadi kesempatan untuk kalian yang masih berusia 17–29 tahun dan tertarik pada isu krisis iklim. Saat ini, CR tersebar di berbagai wilayah seperti Surabaya, Yogyakarta, Bengkulu, Malang, dan Sumatera Utara.
4. Go Forest Jatim
Tergabung dengan Hutan itu Indonesia (HII) Wilayah Surabaya, Go Forest Jatim dapat menjadi kesempatan bagi arek-arek Suroboyo turut melakukan aksi untuk bumi yang berkelanjutan. Bertemakan gerakan terkait hutan, beberapa kegiatan dengan agenda penanaman pohon dan konservasi mangrove menjadi kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan.
5. Kanca Taman
Komunitas yang mengampanyekan kebutuhan dan pemanfaaan ruang terbuka hijau dan ruang publik ini dapat menjadi inspirasi. Sesuai dengan namanya “taman”, komunitas ini banyak berkegiatan untuk melestarikan dan mengadakan acara di taman kota Yogyakarta, sebagai salah satu inisiatif melestarikan ruang terbuka hijau di perkotaan.
6. Buibu Baca Buku
Komunitas yang beranggotakan ibu-ibu ini tidak kalah menarik untuk diikuti karena bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ibu-ibu dengan cara literasi. Isu iklim juga masuk dalam agenda kerjanya, khususnya untuk penyadartahuan bahwa isu iklim sangat berpengaruh pada kehidupan. Selain literasi, ada kegiatan webinar dan digital kampanye.
7. Ayo Less Waste
Tertarik untuk kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan terutama sampah, Ayo Less Waste dapat menjadi pilihan komunitas yang tepat. Selain melakukan gerakan pengelolaan sampah, komunitas ini memproduksi konten kampanye yang menarik dan youthful dalam bentuk podcast, live streaming, dan webinar.
8. Aliansi Penyandang Disabilitas (Apdis)
Gabungan dari lima organisasi penyandang disabilitas di NTT seperti Persatuan Tuna Daksa Kristiani (Persani), Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Deaf Community Kupang, Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata), dan Yayasan Transfigurasi Tabor Mulia (YTTM), menjadikan Apdis sebagai wadah untuk teman disabilitas NTT dalam menyampaikan aspirasi. Dalam peranannya untuk isu perubahan iklim, Apdis tergabung dalam Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Kupang yang sering mengadvokasikan upaya penanggulangan bencana terutama dari perspektif disabilitas.
Jadi, mau bergabung ke komunitas mana hari ini?