Siapkah Indonesia Meninggalkan Energi Fosil?
Siap dari sisi ketersediaan sumber daya alamnya. Namun, dukungan kita semua dibutuhkan untuk mewujudkannya.
Siap dari sisi ketersediaan sumber daya alamnya. Namun, dukungan kita semua dibutuhkan untuk mewujudkannya.
Organisasi nirlaba Koaksi Indonesia berkolaborasi dengan Uni Eropa menyelenggarakan talkshop dan workshop yang mengangkat topik “Green Jobs : Ini Baru Peluang Kerjanya Anak Muda untuk Indonesia yang Lebih Bersih”, pada Selasa (3/11/2020).
Koaksi Indonesia berkolaborasi dengan Uni Eropa menyelenggarakan talkshop dan workshop yang mengangkat topik “Green Jobs: Ini Baru Peluang Kerjanya Anak Muda untuk Indonesia yang Lebih Bersih”. Kedua acara ini dilakukan dalam satu hari karena menjadi bagian dari kegiatan tahunan bernama Climate Diplomacy Week (Pekan Diplomasi Iklim) 2020 oleh Uni Eropa, bertajuk “Act Today for Our Tomorrow”, mulai 24 Oktober hingga 6 November 2020. Koaksi berkontribusi untuk mengisi tema A Greener Economy, yang mengelaborasi pilihan yang dibuat generasi muda sekarang akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Perubahan iklim menjadi ancaman dan perhatian global, tidak terkecuali bagi Indonesia. Sebagai bentuk langkah konkret, Indonesia telah meratifikasi kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk perubahan iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) 1992 melalui Undang-Undang No.6 Tahun 1994 tentang Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim.
Toolkit Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi untuk kegiatan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) Sektor Non-Lahan dan Penguatan Kelembagaan (institutional arrangement) ini bertujuan untuk memudahkan penyusunan data aktivitas inventarisasi GRK pada sektor energi dan sektor limbah, serta mekanisme pelaporannya di tingkat daerah. Toolkit tersebut diluncurkan bersama oleh
KLHK, GIZ Indonesia, Koaksi dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).
Dengan meningkatnya kebutuhan energi untuk pembangunan nasional, tahun 1981 pemerintah menerbitkan Kebijakan Umum Bidang Energi agar pengelolaan energi Indonesia dapat dikelola menjadi lebih baik. Namun, kebijakan energi nasional yang telah dikeluarkan pada saat itu masih belum menghasilkan perubahan untuk mencapai kondisi dimana sektor energi nasional dapat berkelanjutan.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Koaksi Indonesia mengapresiasi diluncurkannya toolkit pemantauan, pelaporan, dan verifikasi untuk kegiatan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Non-Lahan dan Penguatan Kelembagaan (institutional arrangement). Toolkit itu bertujuan untuk memudahkan penyusunan data aktivitas inventarisasi GRK pada sektor energi dan sektor limbah, serta mekanisme pelaporannya di tingkat daerah. Saat itu, Indonesia terus berkomitmen untuk menurunkan emisi…
Sebagai upaya mewujudkan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meluncurkan toolkit untuk perekaman jejak inventarisasi GRK.
Pekerja atau profesi dengan nilai-nilai kepedulian lingkungan berpotensi kian tumbuh subur di Indonesia. Usaha di sektor ini dapat dirintis oleh mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Pekerja berkerah hijau atau mereka yang profesinya sarat dengan nilai-nilai peduli lingkungan berpotensi kian subur di Indonesia. Salah satu ladangnya berupa energi baru dan terbarukan. Sejak duduk di bangku kuliah pun, usaha di sektor ini dapat dirintis dan mulai digarap.
Belum lama ini Pertamina berhasil memproduksi D-100 di kilang Dumai di Riau sebagai kelanjutan pengembangan produksi bahan bakar hijau. Produk D-100 ini berbahan baku minyak sawit yang menghasilkan produk green diesel atau diesel hijau. Setelah beberapa kali uji coba telah dilakukan, hingga produksi D-100 kini masuk tahap uji pada penggunaan di mesin mobil.