Kenaikan suhu bumi mengakibatkan berbagai perubahan pada alam dan kehidupan manusia, seperti mencairnya es kutub, naiknya muka air laut, cuaca ekstrem, bencana alam, dan perubahan iklim yang berdampak sangat luas terhadap kehidupan masyarakat, termasuk gagal panen dan kemarau berkepanjangan. Dan, perubahan iklim menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Trio Laleilmanino yang terdiri dari Anindyo Baskoro (vokalis RAN), Arya Aditya Ramadhya alias Lale dan Ilman Ibrahim (gitaris dan keyboardist Maliq & D’Essentials) menyambut Hari Bumi pada 22 April dengan merilis single baru “Dengar Alam Bernyanyi”. Ini adalah respons dari kegelisahan mereka menyaksikan dampak perubahan iklim di bumi.
Ilman menuturkan, proses kreatifnya meliputi perjalanan mereka ke Hutan Wisata Situ Gunung salah satu pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango.
Menepi sejenak dari ingar-bingar kehidupan Jakarta, mereka mendapatkan pengalaman yang langka bagi warga perkotaan.
Nino, panggilan akrab Anindyo, bercerita, “Rasanya mudah sekali mencari inspirasi, hingga kemudian kami mendapatkan hal-hal yang bisa kami tuangkan ke dalam lagu,” kata Nino di konferensi pers, Selasa.
“Dengar Alam Bernyanyi” merupakan lagu pertama Laleilmanino yang diciptakan langsung di tengah hutan, di luar studio, dengan cara “berbincang” langsung dengan hutan. Berbekal pengalaman dan pengetahuan berharga yang dibawanya dari hutan, Nino menyempurnakan lagunya di kota.
“Nino tulis liriknya, proses enggak lama sampai jadi lagu,” kata Ilman.
Trio produser dan pencipta lagu tersebut mengajak Verena Puspawardani (Direktur Program Koaksi Indonesia) dan Christian Natalie (Manajer Program Hutan Itu Indonesia – HII) sebagai teman diskusi soal isu perubahan iklim.
Nino menuturkan, mereka ingin menyampaikan pesan untuk lebih menyadari pentingnya melindungi alam dan menjaga agar krisis iklim tidak bertambah parah. Sebab, ekosistem yang terganggu tak hanya berdampak terhadap manusia, tapi juga satwa dan tumbuhan.
“Keseimbangan yang rusak akan berakibat ke segala hal dalam hidup,” kata Nino.
Dalam “Dengar Alam Bernyanyi”, Laleilmanino menggandeng Chicco Jerikho, Sheila Dara dan HiVi! yang membuat lagu ini lebih berwarna.
Chicco yang dikenal sebagai aktor tertarik ikut serta dalam proyek ini karena kepeduliannya membuat bumi tetap nyaman dihuni untuk generasi mendatang. Meski bukan berlatar penyanyi, dia memberanikan diri untuk bergabung karena percaya arahan Laleilmanino akan membuatnya bisa memberikan hasil terbaik.
“Gue punya anak, pengin generasi Suri, generasi anak Suri, hidup di dalam dunia bumi yang sehat,” kata Chicco yang bersemangat mengambil kesempatan untuk menyuarakan isu peduli lingkungan.
Bagi aktor yang juga menyumbangkan suara untuk film “Ben & Jody” ini, isu tentang lingkungan hidup bukan sesuatu yang baru.
Selama beberapa tahun terakhir ini ia ikut menyuarakan kepedulian tentang perlindungan gajah.
Sering keluar-masuk hutan, Chicco menganggap bahwa hutan bukan hanya berperan sebagai paru-paru dunia, melainkan juga berfungsi sebagai penyelamat masalah emisi karbon dunia. Karena itu hutan bisa menjadi salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim.
“Hutan adalah inti dari ekosistem setiap makhluk yang ada di bumi,” tegas Chicco.
Senada dengan Chicco, keempat anggota HIVI! sepakat bahwa lagu ini menyimpan pesan yang sangat bagus untuk menjaga kelestarian bumi. Ezra Mandira berpendapat, pesan dalam lagu tersebut spesifik dan dekat untuk menyambut Hari Bumi Sedunia.
HIVI! bercerita, mereka punya sejarah yang panjang bersama Laleilmanino. Sejak beberapa tahun silam mereka sudah beberapa kali berkolaborasi.
Namun, menurut Febrian Nindyo Purbowiseso ‘HIVI!’, Dengar Alam Bernyanyi merupakan lagu pertama tentang lingkungan yang mengajak mereka terlibat di dalamnya.
“Bekerja dengan Laleilmanino seperti berkunjung ke rumah saudara. Kami punya ikatan personal, sehingga kolaborasi di antara kami memberi kehangatan dan menciptakan ‘klik’ tersendiri.”
Karena kedekatan mereka, bisa dibilang HIVI! tak menemukan tantangan berarti dalam proyek kolaborasi ini. Menghafal nada dan lirik bukan tantangan yang berat. Neida saja yang kebetulan mendapatkan bagian lagu yang nadanya terbilang tinggi untuk dia.
Sheila yang sudah lama sekali dengan Laleilmanino menyambut hangat tawaran untuk berkolaborasi.
“Di media sosial aku bukan tipe yang menyuarakan opini, jadi kalau Nino mengunggah postingan seperti itu, aku like saja,” seloroh Sheila, menambahkan dia menyadari perlu ada tindakan nyata agar alam tidak memburuk.
Bagi Sheila, salah satu lirik yang paling “berbicara” terletak pada reffrain Simpan gawaimu, hirup dunia. “Karena, sering sekali terjadi, walaupun sedang berada di alam, kita tetap sibuk dengan gadget. Rekam sana-sini sampai lupa menikmati yang ada di depan mata.”
Saat menyanyikan lagu ini, Sheila menyadari bahwa bumi memang membutuhkan manusia untuk menjaga yang sudah dititipkan.
“Sebenarnya, kalau kita berusaha untuk menjaga, pada akhirnya itu semua demi kita juga. Aku jadi terinspirasi untuk ikut menjaga mulai dari hal-hal kecil yang bisa aku lakukan sendiri,” kata Sheila.
Nino pun menambahkan, sebagian royalti dari lagu ini akan disumbangkan untuk konservasi dan restorasi hutan hujan tropis di Indonesia.
Sumber: id.berita.yahoo.com