Grand Prix perdana MotoGP di sirkuit Mandalika Lombok berhasil mengundang lebih dari 100,000 pengunjung dalam waktu satu pekan. Sirkuit Mandalika ini merupakan bagian dari Kawasan Perekonomian Khusus (KEK) Mandalika yang dibangun oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dalam mewujudkan visi Indonesia 2045. Jika dilihat-lihat, Grand Prix mirip dengan ajang balapan kendaraan bermotor lainnya tetapi ajang ini bisa dinilai sebagai pencetus transisi pariwisata Indonesia menjadi pariwisata yang lebih berkelanjutan.
Pariwisata Berkelanjutan merupakan pendekatan baru yang berbeda daripada industri pariwisata yang tradisional. Berdasarkan pernyataan dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization), pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat lokal.
Implementasi pariwisata berkelanjutan ini juga akan membantu Indonesia dalam mencapai target pembangunan, berikut adalah bukti nyata perkembangan industri pariwisata berkelanjutan di KEK Mandalika saat ini!
Pembangunan Komunitas Lokal
Dengan konstruksi kawasan perekonomian khusus Mandalika, pedesaan setempat pun mendapatkan keuntungan. Desa Tetebatu, Desa Senaru, Desa Sesaot, dan Desa Bonjeruk adalah desa sekitar kawasan Mandalika yang menjadi tujuan wisata pengunjung GP Mandalika. Pengunjung pertahun Lombok sudah bertambah dua kali lipat dan akan diprediksi untuk mencapai 4.5 juta pengunjung pada tahun 2025. Hal ini merupakan insentif besar dalam pembangunan desa-desa tersebut.
Desa Tetebatu adalah salah satu kandidat desa wisata terbaik oleh UNWTO (United Nations World Tourism). Berdasarkan penilaian UNWTO, Desa Tetebatu telah berhasil melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai, produk dan gaya hidup pedesaan mereka. Perkembangan tersebut juga membantu berbagai isu sosial seperti menurunnya angka kemiskinan dan meningkatkan kesetaraan gender. Sayangnya, Desa Tetebatu diungguli oleh Desa Nglanggeran di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Walaupun begitu, nominasi Desa Tetebatu merupakan pertanda progres pembangunan di luar pulau Jawa telah mulai diperhatikan.
Melestarikan Budaya Indonesia
Saat GP Mandalika berlangsung, peliputan pawang hujan menimbulkan kontroversi. Beberapa masyarakat Indonesia menilai bahwa itu adalah hal yang memalukan karena dinilai tidak layak ditayangkan untuk penonton internasional. Pendapat itu ternyata salah karena beberapa media luar memiliki respon positif terhadap kehadiran pawang hujan. Atraksi pawang hujan tersebut menjadi bahan diskusi pundit-pundit MotoGP internasional, dan keunikan pawang hujan menjadi pencetus masyarakat luar untuk mempelajari berbagai macam budaya di Indonesia.
Dari ajang ini kita bisa lihat bahwa keunikan budaya Indonesia memiliki banyak potensi sebagai atraksi wisata. Penggunaan budaya lokal sebagai atraksi wisatawan ini juga merupakan metode yang jauh lebih baik daripada pembangunan resort, country club dan infrastruktur wisata konvensional lainnya yang justru akan mengasingkan wisatawan dari budaya lokal Indonesia.
Lombok memiliki banyak budaya yang bisa dilestarikan melalui industri pariwisata. Pada saat ini desa-desa di Lombok menawarkan wisatawan untuk mengikuti kegiatan warga setempat seperti bertani, memasak makanan lokal, membantu pengrajin bambu, dan mendaki Gunung Rinjani. Tradisi dan ritual unik Suku Sasak seperti upacara Bau Nyale, Roah Segara, Peresean, dan lainnya juga bisa diikuti oleh para wisatawan.
Kampanye Energi Terbarukan dan Lingkungan Berkelanjutan
Grand Prix MotoGP dijuluki sebagai puncak olahraga roda dua dan kemampuan Indonesia untuk bisa menjadi salah satu tuan rumah MotoGP merupakan salah satu prestasi yang besar. Tidak hanya untuk gengsi saja, dalam jangka panjang penyelenggaraan GP Mandalika akan membantu menanam insentif masyarakat indonesia untuk bertransisi ke energi berkelanjutan.
FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) badan pengurus MotoGP telah memulai proses transisi MotoGP untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil sepenuhnya pada tahun 2027. Teknologi terbaru MotoGP pastinya akan diimplementasikan juga di kendaraan bermotor yang akan dijual di pasar sipil indonesia. Ajang seperti GP Mandalika bisa digunakan sebagai pameran teknologi berkelanjutan terbaru yang akan meningkatkan insentif masyarakat indonesia untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.
Selain sektor otomotif, Pertamina juga akan menggunakan sebagian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai pembangkit tenaga surya. Berdasarkan rencana ITDC, pembangkit tenaga surya ini akan menghasilkan 110 Megawatt dan akan digunakan sebagai sumber energi fasilitas di dalam Zona Perekonomian Mandalika dan termasuk juga Sirkuit Mandalika
Masa Depan dan Tantangan Pembangunan Kawasan Perekonomian Khusus Mandalika
Di dalam Rencana Induk Destinasi Pariwisata Prioritas Lombok 2020-2024, tertera empat kategori proyek pembangunan di Lombok. Kategori tersebut adalah kelembagaan dan tata ruang, kualitas jalan dan infrastruktur dasar, partisipasi lokal pariwisata, dan investasi pariwisata.
Berdasarkan jumlah proyek, kualitas jalan dan infrastruktur dasar memiliki jumlah proyek terbanyak. Proyek infrastruktur yang sedang dilaksanakan sangat beragam dari pembuatan infrastruktur esensial seperti proyek jalanan, pelabuhan, bandar udara, dan juga proyek lainnya seperti air bersih limbah, atraksi wisata dan lain-lain. Jika proyek ini selesai sesuai rencana, Lombok dan KEK Mandalika akan setara dengan pembangunan di Pulau Jawa dan Bali. Ini merupakan hal yang positif dan bukti nyata implementasi Peraturan Presiden 18 Tahun 2020 terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun. 2020-2024.
Pembangunan yang pesat juga harus disesuaikan dengan upaya pemeliharaan yang memadai. Sentul International Circuit di Tangerang merupakan salah satu contoh yang bisa dipelajari. Sentul International Circuit pernah menjadi tuan rumah MotoGP pada tahun 1996 dan 1997, namun kurangnya pemeliharaan dan pembaruan sirkuit sentul menyebabkan sirkuit tidak layak untuk MotoGP saat ini. Pemegang saham harus memonitor kondisi dan mengimplementasi pembaruan infrastruktur yang berkelanjutan untuk memastikan umur panjang Sirkuit Mandalika, KEK Mandalika, dan Lombok.
Simpulan
Keberhasilan Pemerintah Indonesia dan ITDC dalam penyelenggaran MotoGP Mandalika merupakan bukti nyata progress pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Pembangunan berkelanjutan telah terbukti sebagai solusi terbaik dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045 dan juga mencapai target Millenium Development Goals. Liputan media dan keberhasilan kampanye KEK Mandalika juga bisa mendorong insentif investasi untuk KEK Mandalika dan KEK di daerah lainnya.
Penulis: Natanael Danisworo, Akademi Energi Muda, Koaksi Indonesia
Editor: Gabriela Kalalo, Koaksi Indonesia
Sumber:
MotoGP™ sets focus on Sustainability | MotoGP™. (n.d.). Retrieved March 31, 2022, from https://www.motogp.com/en/news/2021/05/21/motogp-sets-focus-on-sustainability/374414
Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Republik Indonesia. (2021).Laporan Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Tahun 2021.
I, Nugroho.(2018).Perencanaan Pembangunan Ekowisata Dan Desa Wisata. BAPPENAS Working Papers.
Wonderful Indonesia. (2020). Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020-2024.
ITDC.(2021).Annual Report : Maintaining Stability Amidst Volatility