Kerja di green jobs bukan khayalan belaka, ketika generasi muda mampu membaca peluangnya dan mempersiapkan diri. Koaksi Indonesia berbagi kiat-kiat menemukan peluang tersebut dalam Green Jobs Class #4.
KOAKSI INDONESIA — Green Jobs Class, sebuah kelas peningkatan kapasitas green jobs untuk anak muda yang digagas oleh Koaksi Indonesia telah memasuki gelaran keempat. Tema kelas yang diadakan pada Kamis, 16 November 2023 mulai pukul 19.00 tersebut adalah “How to Grab Green Jobs Opportunities”. Koaksi Indonesia menggandeng Pandu Setio, seorang Senior Public Relations untuk berbagi tentang peluang green jobs di sektor industri arus utama.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda: Kesempatan Anak Muda Wujudkan Mimpi Tanpa Polusi Melalui Green Jobs
Pandu saat ini menjabat sebagai Head of PR and Brand Communication Department di PT Sharp Electronics Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur produk elektronik. Pandu mengatakan bahwa perusahaan ini telah menerapkan konsep green business. Konsep ini menurut Pandu dijalankan sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan.
“Green jobs akan terbentuk ketika sebuah perusahaan menerapkan prinsip kelestarian lingkungan,” demikian kata Pandu. Dia kemudian memberi contoh green jobs yang terbentuk di PT Sharp sebagai dampak upaya penerapan green business-nya.
Seorang green architect, teknisi solar panel, dan juru pemeliharaan akhirnya dibutuhkan untuk realisasi green factory yang diinisiasi oleh perusahaan tempat Pandu bekerja. Arsitektur bangunan ini didesain berdasarkan prinsip-prinsip lingkungan dengan solar panel untuk menyuplai kebutuhan energinya serta desain ruang dengan pemanfaatan sirkulasi cahaya dan udara untuk menghemat energi. Tentu butuh green skills untuk mewujudkan dan memeliharanya. Hal ini menurut Pandu akhirnya membuka peluang green jobs.
Contoh inisiatif lain yang dilakukan perusahaan, yaitu membangun “Sharp Mini Forest” untuk kebutuhan ruang hijau yang akhirnya melahirkan green jobs bagi karyawan di unit pemeliharaan. Mini hutan ini menghasilkan pertanian organik yang bisa dimanfaatkan karyawan untuk belajar berkebun dan mengelola sampah. Hasil pertanian organik pun dinikmati oleh karyawan.
Proyek instalasi solar panel yang dibangun oleh PT Sharp di beberapa titik wilayah di Indonesia menurut Pandu juga menjadi contoh peluang kebutuhan green jobs di sektor transisi energi.
Ketiga inisiatif tersebut akhirnya menciptakan posisi baru di dalam perusahaan yang kemudian dikenal sebagai green jobs. “Green jobs ini bertugas memimpin pabrik agar tetap hijau untuk kesejahteraan karyawan,” tegas Pandu.
Baca juga: Green Jobs: Youth Leaders Program 2023 Tingkatkan Kapasitas Anak Muda dalam Green Economy Recovery
Selain upaya teknis, perusahaan ini membentuk komunitas binaan bernama Sharp Greenerator yang berfokus pada isu lingkungan. Edukasi peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan gerakan pemulihan lingkungan menjadi aktivitas utama dari Sharp Greenerator. Koaksi Indonesia turut berperan sebagai pendamping atau fasilitator bagi komunitas yang berisikan generasi muda ini.
“Kami juga membentuk komunitas anak muda peduli lingkungan bernama Sharp Greenerator yang bekerja sama dengan NGO lingkungan. Salah satunya adalah Koaksi Indonesia yang melakukan pendampingan ke komunitas untuk melakukan berbagai aktivitas edukasi dan kegiatan lingkungan,” ujar Pandu.
Pandu juga memberikan tips kepada peserta kelas yang hendak mencari peluang karier di green jobs untuk mengidentifikasi perusahaan yang menerapkan green business. Cara mengidentifikasinya dengan memperhatikan muatan perspektif lingkungan pada visi misi perusahaan, melihat aspek ramah lingkungan dari produk dan layanan yang ditawarkan, serta mengetahui rekam jejak kerja sama sebuah perusahaan dengan pihak ketiga, apakah sudah menggunakan vendor ramah lingkungan atau belum. Pandu menegaskan, penting untuk melihat cara pandang sebuah perusahaan terhadap isu lingkungan.
Kemudian, Pandu membagikan pengalaman pribadinya terjun ke green jobs, “Sebenarnya awalnya saya PR CSR. Kalau saya tidak memiliki pengalaman dan koneksi ke NGO lingkungan, mungkin saya tidak akan ke sana arahnya (perspektif lingkungan). Namun, kebetulan perusahaan punya tujuan green business dan saya punya ketertarikan kepada lingkungan.”
Ragil, salah satu peserta kelas, bertanya tentang relevansi jurusan kuliah dengan peluang green jobs. Pandu memberikan pandangan bahwa dalam dunia kerja, tidak hanya jurusan kuliah yang menjadi penentu, melainkan kemampuan dan kemauan untuk terus belajar.
Dalam tips terakhirnya, Pandu menyarankan peserta untuk meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan dan membangun jejaring. “Meskipun pada awalnya bergabung dengan perusahaan yang belum ramah lingkungan, di waktu mendatang, ketika perusahaan tersebut diwajibkan untuk menjadi ramah lingkungan, mereka yang memiliki pengetahuan dan minat khusus akan lebih unggul.”
Sampai bertemu lagi di Green Jobs Class sesi kelima dengan tema “Sharing Session from Successful Green Jobs Creators”.
Baca juga: Koaksi Indonesia: Penyedia Kerja Perlu Melek Green Jobs dari Sekarang!