Yogyakarta, 27 Januari 2024–Berbekal ide kampanye yang dirumuskan saat mengikuti Green Jobs Academy yang diinisiasi oleh Koaksi Indonesia pada 5–8 Oktober 2023, tiga komunitas muda di region Yogyakarta, yaitu Kanca Taman Yogya, Teens Go Green Indonesia, dan Earth Hour Yogya menggelar Green Jobs Fair: Mengintip Peluang Green, Sabtu, 27 Januari 2024 bertempat di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Warungboto.
Green Jobs Fair terbesar dan pertama di Kota Yogya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman baru bahwa pergerakan lingkungan tidak terbatas pada aktivisme atau voluntarisme, tetapi juga bisa menjadi bagian dari dunia kerja profesional.
“Green Jobs Fair diharapkan menjadi ruang temu dan panggung untuk menyuarakan cerita-cerita aktivitas komunitas dan organisasi lingkungan, pelaku bisnis hijau di Yogya, serta mengangkat Green Jobs sebagai solusi potensial untuk permasalahan lingkungan di Yogya,” kata Brigitta Christa Natasha Aulia, Project Leader Green Jobs Fair 2024.
Mengamini hal tersebut, Fitrianti Sofyan, Koordinator Komunikasi dan Kampanye Koaksi Indonesia menambahkan, “Green jobs perlu dibangun dari tapak karena potensi-potensi daerah merupakan aset yang perlu dimanfaatkan oleh SDM daerah itu sendiri sehingga inklusivitas dapat tercipta.”
Fitrianti Sofyan atau yang akrab disapa Tia menambahkan bahwa acara Green Jobs Fair 2024 ini merupakan bagian dari Youth Leaders Program yang digerakkan Koaksi Indonesia dalam mengampanyekan isu transisi energi melalui pekerjaan yang layak, berkontribusi pada lingkungan, dan inklusif, yaitu green jobs.
“Senang sekali teman-teman Yogya yang hadir pada Green Jobs Academy bisa menyelenggarakan Green Jobs Fair 2024 di kota mereka. Acara ini sangat penting untuk kemandirian mereka sebagai komunitas muda dan penting untuk membentuk simpul-simpul jejaring di Yogyakarta dalam mengampanyekan green jobs,” tutup Tia.
Membuka Diskusi Green Jobs melalui Sektor Turisme, Sampah, dan Pangan Lokal
Green Jobs Fair dibuka dengan talkshow yang berperan sebagai aspek diskusi untuk mewadahi pertemuan dan silang cerita antara para pegiat dan pekerja hijau. Diskusi yang dilakukan juga bertujuan sebagai laman referensi pekerjaan hijau di Yogya dari berbagai sektor atau bidang.
Sesi ini dimulai pukul 09.00–11.00 WIB dengan mendatangkan pembicara dari tiga sektor, yakni sektor turisme hijau yang diwakili oleh Santos Nugroho dari Sebumi, sektor pengelolaan sampah diwakili oleh Indri Harsanti dari Rapel, dan sektor pangan lokal yang dibawakan oleh Diah Widuretno dari Sekolah Pagesangan.
Gelar wicara (talkshow) ini dihadiri 17 peserta dari berbagai latar belakang. Antusias peserta tergambar dalam sesi diskusi hingga tanya jawab. Abiyyi Yahya Hakim sebagai moderator menyampaikan bahwa paling tidak terdapat lima hal yang dapat dia simpulkan dari gelar wicara ini, yaitu mendengarkan latar belakang dan aktivitas masing-masing lembaga, cerita ketiga lembaga ini memberikan pilihan lain dari pekerjaan konvensional, fokus membahas keterampilan yang dibutuhkan para calon pencari kerja apabila hendak terjun ke green jobs, pandangan dalam kelayakan dan profitabilitas, serta diakhiri dengan peluang masa depan dari sektor turisme hijau, pengelolaan sampah, dan pangan lokal.
Setelah sesi gelar wicara berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan workshop yang mengangkat isu pangan lokal, yakni tempe dari kacang koro.
Belajar Langsung Pembuatan Tempe Koro dari Gunung Kidul
Workshop dalam Green Jobs Fair merupakan sesi praktik bagi peserta yang memberikan pengalaman langsung dalam pembuatan produk ramah lingkungan bersama pelaku green jobs di Yogya. Bukan hanya berpartisipasi aktif, peserta akan diberikan wawasan terkait isu ketahanan pangan dan peluang karier hijau di Yogya.
Workshop yang terbuka untuk umum ini berlangsung pada pukul 13.00–15.00 WIB secara gratis dan hasil workshop dapat dibawa pulang peserta. Workshop pembuatan tempe koro dipandu oleh fasilitator Hani Lestari dan Murni Atun yang berasal dari Sekolah Pagesangan, komunitas yang menjalankan aktivitas pembelajaran dengan model pendidikan kontekstual di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Memanfaatkan ketersediaan pangan di daerah Gunung Kidul, Sekolah Pagesangan memastikan keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan hasil pangan tersebut. Sebagai contoh, tempe yang biasa dihasilkan oleh masyarakat di daerah tersebut dibuat dari kacang koro, bukan kacang kedelai. Hal inilah yang dibagikan kepada anak muda peserta workshop Green Jobs Fair dengan harapan agar anak muda mampu memperluas wawasan dan menghargai keunikan dari masing-masing daerah dalam merespons ketersediaan pangan yang berbeda satu sama lain.
Membangun Jejaring melalui Sesi Pameran
Selain dua kegiatan tersebut, Green Jobs Fair mengundang komunitas lokal untuk berbagi cerita aktivitas mereka dalam mengumpulkan massa dan mengampanyekan isu lingkungan melalui pameran yang berlangsung pada pukul 09.00–15.00 WIB. Setidaknya terdapat 7 komunitas yang terlibat, yaitu Youthfel Indonesia, World Cleanup Day Yogyakarta, Trash Hero Yogyakarta, Arkom Indonesia, Climate Rangers Yogya, Pedestrian Yogya, dan Green Generation DIY.
Pameran dalam Green Jobs Fair menampilkan arsip-arsip dari organisasi terpilih berdasarkan fokus sektor yang ditekuni. Diharapkan pameran ini menjadi tempat pertemuan bagi komunitas lingkungan Yogya, memamerkan karya-karya inspiratif dan menyoroti solusi green jobs untuk permasalahan lingkungan. Pameran ini juga menjadi ajang berdiskusi dengan perwakilan komunitas untuk membangun jejaring.
Brigitta Christa Natasha Aulia atau akrab disapa Bri, Project Leader Green Jobs Fair 2024, menyampaikan pada akhir kegiatan, “Seneng banget ternyata antusias teman-teman untuk ikut Green Jobs Fair cukup tinggi. Bahkan pagi-pagi, banyak peserta talkshow yang sudah datang. Semoga melalui talkshow, workshop, dan pameran ini, anak-anak muda Indonesia (khususnya Yogya) bisa terinspirasi dan keen on ke green jobs, so we can make a better future.”