Iklim yaitu kondisi atmosfer dimana bersifat statis yang terjadi pada lokasi tertentu dalam kurun waktu 30 tahun. Pengaruh perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang berimbas pada naiknya temperatur bumi. kondisi iklim memiliki tingkat pengaruh yang berubah-ubah.
Fenomena perubahan iklim mempengaruhi berbagai aspek lingkungan sekitar dan kehidupan manusia khususnya, sektor pertanian. Jika sektor pertanian terganggu, maka sektor ekonomi mengalami hambatan.
Akibatnya sektor ekonomi yang menaungi kebutuhan pangan mengalami urgensi dalam pemenuhannya. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap mitigasi perubahan iklim membuat keberlangsungan ketahanan pangan masyarakat terganggu.
Berdasarkan data dari Global Food Security Index (GFSI) ketahanan pangan Indonesia pada 2021 lebih lemah dibandingkan tahun sebelumnya. hal tersebut menjadikan ketahanan pangan indonesia pada tahun 2021 berada di peringkat ke 69 dari 113 negara.
Penyebab menurunya ketahanan pangan tersebut disebabkan oleh infrastruktur pertanian pangan indonesia masih dibawah rata-rata global. Kondisi tersebut diperparah oleh pertumbuhan populasi penduduk yang meningkat setiap tahun.
Dependensi merupakan salah satu penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan pangan wilayah tertentu. Menurut Elizabeth ,Selaku Analisa Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian mengatakan bahwa ketergantungan suatu wilayah terhadap wilayah lainnya dalam memenuhi kebutuhan pangan mengakibatkan ketersediaan pangan terganggu. ketidaktersediaan kebutuhan pangan wilayah pedesaan berimbas pada ketersedian kebutuhan pangan daerah perkotaan.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat perkotaan diperlukan upaya Pertanian Perkotaan. Upaya tersebut sekaligus sebagai aksi dalam mitigasi perubahan iklim.
Pertanian perkotaan tak hanya menyangkut aktivitas bertani,namun juga aktivitas berkebun . Pertanian perkotaan memiliki berbagai teknik yang dapat diterapkan, salah satunya yaitu vertikultur.
Teknik vertikultur yaitu suatu teknik berkebun dilahan yang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai wadah untuk berkebun. Keterbatasan lahan di perkotaan yang kian menyempit akibat luas area sawah yang dijadikan kawasan permukiman.
Penerapan pertanian perkotaan dengan teknik vertikultur telah diterapkan di berbagai kota di indonesia,salah satunya di Surabaya. Konsep Pertanian Perkotaan telah menyebar di 31 kecamatan di Surabaya, termasuk kelurahan Semolowaru. Menurut Atika dan Farid pada Studi Kelompok Tani Elok Mekar Sari di Kelurahan Semolowaru ,Surabaya mengatakan bahwa masyarakat daerah tersebut mampu memenuhi kebutuhan sayuran di lingkungan tersebut dan sekitarnya. Kandungan dari sayuran tersebut memiliki protein, vitamin, mineral, dan asam amino dalam pemenuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan, dan juga gizi. Pertanian perkotaan memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat kota surabaya.
Pertama, hasil dari berkebun tersebut dapat dikonsumsi sendiri . kedua, kelebihan hasil kebun tersebut dapat dijual kembali, sehingga menambah pendapatan keluarga. keempat, membuka lapangan kerja baru, khususnya bagi masyarakat kota sendiri yang kesulitan mencari pekerjaan akibat persaingan global. dan kelima, mengurangi kemiskinan, akibat keamanan pangan yang terganggu.
Berdasarkan sosialisasi Diversifikasi Produk Olahan Pangan Hasil Aplikasi Vertikultur Tanaman Sayuran Di Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur | Agrokreatif, 2019)mengatakan bahwa dikota-kota besar yakni Jakarta memiliki program pertanian perkotaan dengan tujuh sasaran ruang kosong.
Perwujudan program tersebut berbentuk kebijakan rancangan pertanian perkotaan yang menargetkan 30% ruang terbuka hijau yang produktif dan 5% pemenuhan kebutuhan sayur dan buah.
Tanaman sayuran yang ditanam memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, atau tanaman semusim. hasil dari tanaman tersebut kemudian diolah menjadi produk pangan yang bernilai ekonomis, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan rumah tangga, dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
Pelaksanaan pertanian perkotaan sendiri tak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup di Jakarta serta mengurangi dampak perubahan iklim
Keadaan iklim yang tidak stabil, mengakibatkan pertanian tidak bisa berjalan dengan baik, serta produksi kebutuhan pangan tidak sejalan dengan permintaan.
Pertanian Perkotaan mampu memenuhi kebutuhan gizi keluarga, khususnya di daerah perkotaan. Eksistensi Pertanian Perkotaan dengan teknik vertikultur mampu menurunkan suhu udara di lingkungan, meningkatkan kualitas udara, menyerap karbon dan gas-gas rumah kaca.
Melihat kontribusi Pertanian Perkotaan yang besar bagi mitigasi perubahan iklim, khususnya pada daerah perkotaan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan hidup.
Berkebun vertikultur memiliki banyak manfaat baik dari segi ekonomi, Gizi, Ketahanan Pangan, dan ekologi. Dari segi ekonomi membuka peluang meningkatnya pendapatan masyarakat. dari segi segi ketahanan pangan sebagai wadah pemenuhan kebutuhan pangan. dari segi ekologi, menjaga kelestarian lingkungan dan sebagai aksi dalam mitigasi perubahan iklim.
Berkebun vertikultur erat kaitannya dengan perubahan iklim, hal tersebut tersebut dibuktikan dengan eksistensi pertanian perkotaan dalam mitigasi perubahan iklim.
Penerapan Pertanian Perkotaan menjadi jalan keluar bagi masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim pada sektor ekonomi melalui penguatan ketahanan pangan.
Harapan urban farming dapat juga dijadikan sebagai profesi hijau yang mendominasi di masa mendatang. Demi mewujudkan hal tersebut diperlukan kesadaran masyarakat untuk mencoba berkebun dengan teknik vertikultur.
Artikel ini telah tayang www.kompasiana.com dengan judul “Berkebun Vertikultur Membuka Peluang Ekonomi Sekaligus sebagai Aksi dalam Mitigasi Perubahan Iklim”.
DISCLAIMER
Tulisan ini merupakan salah satu pemenang dari “Lomba Menulis Populer Profesi Hijau Indonesia” yang diselenggarakan oleh Bastra ID dengan menjalin kolaborasi bersama Coaction Indonesia.