Jakarta, 19 Desember 2023 – Rencana pemerintah Indonesia melaksanakan kebijakan pembangunan rendah karbon bisa memperluas penyerapan pekerjaan hijau (Green Jobs) di berbagai sektor usaha. Green Jobs tidak hanya untuk mereka yang menguasai satu rumpun pengetahuan, siapa pun sedianya bisa menekuni profesi ini. Pemerintah pada 2045, memperkirakan akan tercipta 15 juta lapangan pekerjaan baru.
Penyadartahuan Green Jobs di Daerah Perlu Digencarkan
Koaksi Indonesia, organisasi masyarakat sipil yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran untuk solusi dan aksi inovatif yang berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan di wilayah Nusantara, menyatakan, peluang penyerapan sumber daya manusia pada sektor ramah lingkungan harus mendapat perhatian serius pemerintah dan para pemangku kepentingan agar populasi pekerja produktif dalam bonus demografi bisa terserap dan mampu berkiprah menjadi pekerja hijau. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, per 2020 hingga 2035, populasi pekerja produktif akan mencapai 70% dari total seluruh penduduk Indonesia.
Agar bonus demografi bisa menjadi berkah, Koaksi Indonesia mendorong pemerintah untuk membuka seluas-luasnya akses pendidikan lebih tinggi secara memadai agar keunggulan kompetitif populasi usia produktif bisa meningkat di tingkat regional, nasional, dan global melalui peluang kerja berkualitas.
“Koaksi Indonesia mendukung Green Jobs dari hulu ke hilir dengan adanya kebijakan, pendanaan dan pengembangan teknologi, serta pengembangaan diri untuk sisi SDM. Ke depan, ekonomi Indonesia harus bergerak ke sana. Oleh karena itu, demand-nya harus dibangun dengan pengetahuan yang memadai,” tegas Verena Puspawardani, Direktur Program Koaksi Indonesia, pada kegiatan Green Jobs Summit 2023 di AONE Hotel, Jakarta pada 19 Desember 2023.
Menyoal siapa saja yang bisa menekuni Green Jobs, akademisi Universitas Indonesia Gracia Paramitha, Ph.D. menegaskan kolaborasi yang kuat bisa terjadi jika semua pihak memiliki pemahaman yang kuat mengenai Green Jobs. “Green Jobs merupakan seluruh usaha atau kegiatan yang memberikan dampak baik bagi lingkungan hidup tidak hanya milik fakultas teknik dan MIPA, tetapi bisa lintas jurusan,” tambah Gracia.
Sementara, Manajer Advokasi dan Kebijakan Koaksi Indonesia, A. Azis Kurniawan, mengatakan di negara berkembang dan sedang berkembang Green Jobs juga mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan, dan teknisi. Sementara remaja, petani, penduduk desa, dan penduduk perkampungan miskin adalah pihak yang bisa mendapatkan manfaat dari para pekerja hijau. Di sisi lain, tambah Azis, target bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025 secara tersirat mendorong lahirnya lapangan pekerjaan untuk bidang ramah lingkungan.
“Kita akan punya cukup banyak lapangan kerja yang baru. Misalnya, yang menarik pada 2025— 2040 untuk energi baru dan terbarukan (EBT) bisa menciptakan 1,2 juta lapangan kerja di bidang teknik (direct jobs), sedangkan untuk pengembangan nonteknisnya juga dibutuhkan seperti akuntan yang jumlahnya jauh lebih besar,” jelasnya.
Aziz menambahkan, untuk jadi negara maju pada 2045, peluang bonus demografi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dengan persyaratan rendah karbon untuk menunjukkan bahwa Indonesia mendorong ke arah yang lebih hijau.
Pada Green Jobs Summit 2023, turut hadir Pj. Tim Pendaftaran dan SIORMAS Kementerian Dalam Negeri, Yodie Indrawan, S.STP, M.A. Menurut dia, perluasan dan peluang Green Jobs pada 2045 menjadi tantangan tersendiri di Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Green Jobs sangat penting untuk disebarluaskan dengan memberdayakan komunitas dan organisasi kemasyarakatan di pusat dan daerah.
“Pengenalan Green Jobs di Indonesia masih pada level awal (pemula), belum seperti di Eropa. Kita masih mengenalkan. Membangun fondasi awal menjadi tantangan kita. Inilah yang menjadi kendala utama dalam memasarkan Green Jobs di tingkat masyarakat. Kami ingin bekerja sama dengan Koaksi Indonesia dan beberapa jaringan lain untuk mengembangkan Green Jobs karena jika sendirian kami tidak mampu,” papar Yodie di hadapan sekitar 123 peserta acara Green Jobs Summit 2023.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri, tambah dia, akan memastikan adanya penciptaan lapangan kerja dan kelestarian lingkungan yang berlangsung secara sinergis sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang menjangkau seluruh kawasan Indonesia.
Untuk memperluas pemahaman masyarakat itu, Pj. Tim Pengawasan Ormas Asing dan Lembaga Asing Kementerian Dalam Negeri, Abdul Gafur S.STP, M.Si., menjelaskan narasi terkait Green Jobs sedianya sampai ke pemerintah daerah. Dengan begitu, tambah dia, pemerintah daerah bisa merawat atau mengawal kegiatan Koaksi Indonesia sampai ke level masyarakat, terutama untuk masyarakat berkebutuhan khusus. Menurut Abdul Gafur, pemimpin di daerah harus peka terhadap isu lingkungan. Sementara itu, peran para pemuda jelasnya, menjadi krusial untuk membantu pemerintah daerah memahami peluang Green Jobs.
“Ke depan kementerian terkait harus ada untuk berbicara mengenai transisi energi dan memberikan informasi terkait peluang kerja yang hijau, contohnya dari Kemnaker, SDM, dan UMKM,” tambah Abdul Gafur.
Di sektr energi, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal juga menjadi tantangan tersendiri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) punya pekerjaan besar untuk mempersiapkan SDM andal untuk mendukung pembangunan ramah lingkungan melalui program transisi energi. Pekerjaan ini harus bisa dijalankan secepatnya untuk memuluskan implementasi pembangunan dengan emisi bersih (Net Zero Emission).
Endang Widayati S.T., M.T. dari PPSDM EBTKE (KESDM) mengatakan pemerintah juga menyasar kolaborasi dengan komunitas dan media massa terkait penyiapan SDM andal. “Energi merupakan kebutuhan utama maka harus aman, andal, dan ramah lingkungan. Kita siapkan juga standar kerja kompetensi yang menjadi patokan dan sertifikasi. Selain itu, berkolaborasi untuk menjadi tenaga teknis yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan. Ada yang berasal dari bioenergi, solar, dan hidro.”
Sub Koordinator Bidang Perluasan Kesempatan Kerja Sektor Badan Usaha Pemerintah Kementerian Tenaga Kerja, Victoryado Shandez Joseph mengatakan mengacu pada data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), ada kenaikan angkatan kerja 13,6 juta per tahun. Permasalahan sosial ke depan akan semakin kompleks jika pemerintah dan para pihak melakukan pengembangan sumber daya manusia dengan baik. Untuk mengembangkan SDM, Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) menurut Victoryado, kini mengembangkan talenthub.kemnaker.go.id.
“Di Talenthub, ada banyak potensi untuk mengembangkan keahlian dan usaha di bidang digital. Nanti kita capture, jika ada yang memiliki minat dan bakat akan diundang untuk melatih sesuai dengan minat dan bakat, bisa juga untuk mendapatkan sertifikasi, dan mencoba untuk wirausaha. Strategi yang dijalankan ini lebih bersifat mendorong. Laman bisa diakses pencari kerja sesuai dengan keterampilan yang ada,” ungkapnya.
Suara Sektor Usaha Menyambut Era Green Jobs
Sejumlah pegiat Green Jobs juga urun inisiatif mengenai serapan pekerjaan hijau yang nyata di Indonesia pada Green Jobs Summit 2023. New Energy Nexus Indonesia, misalnya, mendirikan usaha rintisan Sumba Sustainable Solutions untuk bisa meningkatkan akses listrik di Nusa Tenggara Timur demi mengentaskan kemiskinan.
Sementara Rizky Satrio Nugroho, Vice President of Business Development Rekosistem mengatakan pegiat pekerjaan hijau tidak hanya lahir dari perguruan tinggi. Rekosistem tegas Rizki, juga merangkul pelaku sektor usaha yang selama ini dipandang sebelah mata, yakni pemulung.
“Profesi pemulung itu mempunyai pendapatan tetap dan terus menambah jumlah partisipan. Sekarang sudah di-upgrade, tahun depan setelah pendanaan baru akan mendapatkan pekerjaan yang lebih besar,” ungkap Rizky Satrio Nugroho.
Green Jobs Inklusif untuk Pekerja Difabel Indonesia
“Setara Berdaya Group adalah ekosistem pemberdayaan ekonomi. Ketika ingin membawa Indonesia menuju zero waste yang tidak bisa kita tinggalkan adalah seluruh ornamen. Kami memulai karena banyak disabilitas belum diberikan kesempatan setara. Dengan melibatkan partisipasi disabilitas di berbagai daerah dan membantu teman-teman disabilitas yang ada, kami melakukan pemberdayaan ekonomi,” ungkap Nicky pada acara Green Jobs Summit 2023.
Menurut Nicky, kata inklusif adalah hal penting karena di Indonesia saat ini ada 22 juta disabilitas. Para pegiat di Setara Berdaya Group, tambah Nicky, tidak melupakan masyarakat karena SBG bisa menjadi jembatan harapan, memusatkan perhatian untuk warga negara, dan memperkuat komunitas untuk mencari solusi.
Peluncuran Platform Greenjobs.id
Pada acara Green Jobs Summit 2023, Koaksi Indonesia juga meluncurkan platform Greenjobs.id. Platform ini bisa diakses publik untuk mengetahui berbagai hal seputar Green Jobs dan kaitannya dengan upaya menahan laju kenaikan suhu yang kini memicu krisis iklim. Melalui website Greenjobs.id, publik bisa mempelajari serba-serbi seputar Green Jobs, memanfaatkan kanal lowongan pekerjaan hijau, dan memanfaatkan kanal yang menjadi pusat komunikasi komunitas Green Jobs.
“Koaksi Indonesia mempunyai impian, yang terpikirkan melalui Greenjobs.id yaitu sebuah platform untuk mencari lowongan pekerjaan, materi Green Jobs, dan acara terkini. Oleh karena itu, kami perlu bekerja sama dengan sektor pemberi kerja agar fitur-fitur di Greenjobs.id dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan harapan kami mengembangkan website ini,” jelas M. Ridwan Arif, Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan Koaksi Indonesia dalam peluncuran platform Greenjobs.id.
Green Jobs Summit 2023 yang berlangsung di AONE Hotel Jakarta dihadiri berbagai kalangan, mulai dari 53 komunitas anak muda, sahabat disabilitas, pemerintah, pelaku usaha swasta, hingga akademisi. Green Jobs Summit merupakan bagian dari rangkaian acara Youth Leaders Program yang mencakup sederet kegiatan: Green Jobs Academy, Green Jobs Class (kelas daring peningkatan kapasitas), dan Green Jobs Workshop pada 18 dan 25 November 2023, juga pada 2 dan 9 Desember 2023. Green Jobs Workshop berlangsung di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Kegiatan lain yang juga menjadi bagian Youth Leaders Program adalah Green Jobs Ruang Aksi.
Sekilas Koaksi Indonesia, Green Jobs, dan Youth Leaders Program
Sebagai organisasi yang berfokus pada penguatan generasi muda melalui pengembangan simpul jejaring, Koaksi Indonesia konsisten menyuarakan informasi Green Jobs untuk meningkatkan kesadaran generasi muda di rentang usia 18 hingga 34 tahun. Penyadartahuan dilakukan melalui media sosial, pelibatan organisasi masyarakat sipil, akademisi, komunitas, dan media massa. Selain itu, Koaksi Indonesia mengembangkan platform pengetahuan.
Berbagai kampanye Green Jobs yang dikelola Koaksi Indonesia selalu menghadirkan narasi positif mengenai urgensi transisi energi kepada khalayak luas secara inklusif, termasuk ke kelompok generasi muda nonlingkungan dan komunitas kreatif. Mempromosikan peluang dan penciptaan Green Jobs yang turut mendukung akselerasi transisi energi perlu dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pada 2022, Koaksi Indonesia telah mengembangkan Youth Leaders Program untuk meningkatkan pemahaman dan penguatan keterlibatan generasi muda secara daring di empat provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Lokasi target ini dipilih sesuai dengan hasil survei persepsi publik yang dilakukan Koaksi Indonesia dan Change.org pada 2019 yang menjangkau hampir 100 ribu responden di 34 provinsi.
Pemilihan lokasi target juga dilandasi oleh adanya komitmen pemerintah daerah dalam pemanfaatan energi terbarukan, adanya kampus yang masuk ke GreenMetric UI yang aktif berperan sebagai pusat belajar pendukung pembangunan hijau, serta memiliki kreasi dan inovasi anak muda yang tinggi dan berbasis budaya.
Program ini sukses menggandeng 16 organisasi—dari total 60 organisasi yang mendaftarkan diri—dengan beragam minat di lokasi target dan bergabung menjadi simpul jejaring komunitas muda atau Green Jobs Youth Hub. Mereka mendapatkan kesempatan mengikuti kelas pembelajaran “Green Jobs Academy” dan “Green Jobs Class” dengan para narasumber mumpuni tentang Green Jobs dan kampanye digital yang kreatif. Pada akhir masa pembelajaran, semua organisasi mendapatkan dua dukungan untuk memobilisasi komunitasnya melakukan kampanye digital untuk mempromosikan Green Jobs.
Jelang penutup tahun 2023, Green Jobs Summit menjadi konferensi para muda dan forum multipihak untuk menggali potensi Green Jobs yang dikaitkan dengan bonus demografi Indonesia. Green Jobs Summit berupaya mendorong partisipasi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, serta komunitas muda, termasuk komunitas inklusif.
Hal ini untuk memastikan penyelarasan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menciptakan dan mempertahankan pekerjaan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, serta mempromosikan inovasi dan solusi yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.
Belajar dari kegiatan Green Jobs Workshop yang telah terselenggara di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, mempertemukan organisasi/komunitas muda dengan pemerintah, sektor swasta, dan akademisi jelas menjadi momentum langka dan berharga.
Green Jobs Summit 2023 menjadi momen bersama untuk menggaungkan Green Jobs sebagai bagian penting dari masa depan Indonesia 2045 dan menangkap aspirasi anak muda bagi para pemimpin, termasuk bagi mereka sendiri yang di kemudian hari akan menjadi pemimpin.
Green Jobs Summit dihelat untuk menghubungkan dan memperkuat jejaring para muda untuk mau dan sadar melakukan kerja-kerja hijau, “Connecting the Dots”. Besar harapan kami, beragam informasi soal kerja hijau dan upaya untuk mencapainya, termasuk Green Jobs Platform berbasis web di Greenjobs.id bisa meneguhkan semua pihak untuk menjaga kelestarian bumi.