Saya termasuk yang tidak selalu menyalakan air conditioner (AC) di rumah. Jika cuaca panas biasanya saya cukup menyalakan kipas angin dan buka jendela. Menyalakan AC sesekali jika benar-benar panas atau ketika ada tamu. Namun dalam satu tahun ini, saya sering menyalakan AC di rumah mengingat 80% saya bekerja di rumah. Panasnya sudah tidak biasa sehingga harus sering menyalakan mesin pendingin yang memakan energi dan biaya tidak sedikit.
Selain itu, perubahan cuaca yang semakin tidak menentu, seperti saat panas tiba-tiba hujan lebat dan cuaca yang tidak terprediksi seperti ini membuat persiapan kurang. Seperti di perjalanan tiba-tiba hujan dan kepala menjadi pusing hingga akhirnya sakit.
Baca Juga: Keuntungan Menerapkan Prinsip GEDSI dalam Transisi Energi
Menurut sebuah artikel dalam Buku Mulai dari Sini: Memahami Transisi Energi di Indonesia oleh CASE Indonesia pada halaman 29, air hujan di perkotaan dengan polusi tinggi mengakibatkan hujan asam. Air hujan ini membawa turun gas-gas seperti CO2 dan N2O yang terperangkap di atmosfer udara.
Indonesia Masih Bergantung pada Energi Fosil
Kondisi yang saya alami di atas merupakan sebagian dari akibat perubahan iklim yang terjadi karena penggunaan energi fosil berlebihan. Indonesia masih bergantung pada energi fosil dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari rumah tangga, industri hingga fasilitas publik. Latar belakang kondisi tersebut salah satunya energi fosil yang masih melimpah, seperti batu bara dan gas bumi. Mulai saat ini, kita harus bijak dalam penggunaan semua energi fosil tersebut karena semakin hari persediaan terus menipis dan dampak terhadap lingkungan pun sangat tidak nyaman.
Menurut data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) 2021, Indonesia menempati 10 besar negara dengan cadangan batu bara terbesar di dunia dengan jumlah 31,69 miliar ton. Selain itu, Indonesia masih memiliki gas alam 41,62 triliun kaki kubik persegi dan cadangan minyak bumi 3,95 miliar barel.
Baca Juga: Lika-liku Transisi Energi yang Berkeadilan
Walaupun ketersediaan energi fosil atau energi tidak terbarukan di Indonesia masih melimpah dan dapat memenuhi kebutuhan domestik dalam beberapa puluh tahun ke depan, tetap suatu saat akan habis. Oleh karena itu, harus tersedia energi cadangan dari sumber energi lain, yaitu energi terbarukan.
Urgensi Transisi Energi
Transisi energi penting didorong pelaksanaannya dan wajib didukung oleh semua pihak agar terlaksana walaupun secara bertahap. Transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan di Indonesia sangat berpeluang besar mengingat Indonesia dengan sumber daya alamnya yang melimpah seperti tenaga surya, angin hingga pasang surut laut dapat dioptimalkan dengan dukungan dari berbagai elemen dan pemangku kepentingan.
Selain bermanfaat untuk menurunkan efek gas rumah kaca (GRK), mengurangi polusi, dan memberikan ketahanan energi, transisi energi membawa peluang secara ekonomi dan pemerataan pembangunan. Sesuai dengan kajian IESR (Institute for Essential Services Reform) 2021, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 6.811,3 GW sampai 7.879,4 GW. (1 GW dikonversi dapat menyediakan listrik untuk 750.000 rumah) dan tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, pembangunan ekonomi di Indonesia Timur yang belum maksimal dapat dijangkau dengan baik jika transisi energi ini dapat dijalankan. Ketersediaan energi terbarukan yang melimpah di sana dapat menggerakkan industri dan kegiatan ekonomi lainnya di wilayah timur yang saat ini belum maksimal sebagai tempat geliat ekonomi bangsa.
Secara wawasan kebangsaan, Indonesia dapat mendorong ketahanan energi lebih kuat dan berkesinambungan dengan segala potensinya dari sumber energi terbarukan.
Peluang Pekerjaan dari Proses Transisi Energi Terbarukan
Menurut studi Koaksi Indonesia pada 2022, diperkirakan pada 2045 akan tersedia 15 juta lapangan pekerjaan hijau baru atau Green Jobs dengan berbagai bidang yang saling berkaitan. Mulai dari sektor industri, pelayanan jasa, pariwisata, konsultan hingga pembuat kebijakan sektor-sektor pekerjaan hijau yang berhubungan dengan lingkungan.
Bonus demografi Indonesia dapat mencapai 70% dari total populasi penduduk Indonesia. Catatan dari Statistik Pemuda Indonesia 2019 ini menyebutkan bonus demografi akan terjadi terhitung mulai 2020—2035.
Baca Juga: Industri Rumah Lego 4.0, Solusi Masyarakat Berdaya dengan Pekerjaan Hijau
Nilai bonus demografi yang didominasi usia produktif dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan dan menyalurkan berbagai peluang Green Jobs yang dapat menjadi pintu solusi dalam penerapan energi terbarukan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari anak muda dalam pekerjaan, aktivitas belajar hingga pengenalan penjagaan lingkungan yang lebih baik.
Green Jobs juga menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih luas mengingat banyak bidang baru yang dapat digali dan diperluas. Selain dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi individu, Green Jobs berpeluang mendatangkan investor untuk berinvestasi di Indonesia dalam mendukung berbagai aktivitas Green Jobs.
Bagaimana Memulai Transisi Energi Secara Mandiri?
Buat kamu yang semangat dan mendukung transisi energi ke energi terbarukan, berikut yang dapat kamu lakukan mulai saat ini.
- Membiasakan hemat energi di mana pun berada. Misalnya, tidak menyalakan AC di saat cuaca tidak begitu panas, matikan listrik saat tidak diperlukan, cabut sambungan kabel peralatan elektronik saat tidak digunakan, memakai berbagai fasilitas yang menggunakan energi usahakan untuk hal-hal produktif.
- Jika kamu ingin membangun rumah atau bangunan tempat usaha, buatlah desain yang ramah lingkungan. Sarankan juga pada keluarga atau orang terdekat supaya mengikuti konsep ramah lingkungan dengan memperbanyak ruang terbuka hijau, ventilasi lebar, bukaan dinding yang memudahkan sinar matahari masuk, dan lain-lain.
- Buat yang memiliki jiwa entrepreneur, dapat membuka usaha sektor pekerjaan hijau seperti kuliner organik, membuat kafe ramah lingkungan dengan desain hijau, membuat fashion dengan desain berkelanjutan menggunakan bahan ramah lingkungan, dan lain-lain.
- Belajar soal energi terbarukan dari berbagai sisi dan berbagai aspek. Cari sumber-sumber tepercaya yang dapat memperkaya wawasan. Sekarang tidak susah untuk memperoleh informasi soal energi terbarukan, kamu tinggal mengakses https://greenjobs.id/, semua informasi yang tersedia di sini mudah dipahami.
Eksplorasi Pekerjaan Hijau di greenjobs.id
Saat mengakses greenjobs.id, selain mendapat wawasan tentang berbagai peluang pekerjaan hijau, kamu akan memperoleh berbagai wawasan lingkungan berkelanjutan, energi terbarukan hingga berkesempatan mengikuti event-event berkelas. Kamu juga dapat berjejaring dengan bergabung di komunitasnya.
Platform ini juga menjadi penghubung antara pemberi dan pencari kerja. Jadi, sangat bernilai jika platform ini dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang peduli terhadap lingkungan berkelanjutan khususnya berbagai pekerjaan hijau.
Artikel ini telah tayang di https://www.aniberta.com/2024/02/green-jobs-mendorong-peluang-pekerjaan-hijau-dan-mempercepat-transisi-energi.html dengan judul “Green Jobs, Mendorong Peluang Pekerjaan Hijau dan Mempercepat Transisi Energi”.
DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog #GoGreenJobs menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mengedit bahasa dan penulisan setiap artikel dan opini yang masuk ke redaksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta, serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.