Koaksi Indonesia menginisiasi kolaborasi Youth Leaders Program 2023 bersama enam Civil Society Organization (CSO) yaitu Institute for Essential Services Reform (IESR), Teens Go Green (TGG), Earth Hour Indonesia, Hutan Itu Indonesia (HII), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah, dan Seasoldier.
KOAKSI INDONESIA — Verena Puspawardani, Direktur Program Koaksi Indonesia menjelaskan “The Future of Indonesia is Green Jobs”, artinya menurut perempuan yang akrab disapa Ve ini, pemulihan setelah pandemi idealnya mempertimbangkan pentingnya ekonomi hijau. Salah satu caranya dengan menciptakan lapangan kerja hijau (Green Jobs).
“Pandemi COVID-19 cukup menghantam perekonomian Indonesia, menurut BPS 2021, telah lahir 1,8 juta pengangguran baru; per Maret 2021, The SMERU Research Institute mencatat terdapat 1,12 juta penduduk miskin baru. Belum lagi dampak secara ekonomi akibat kerusakan lingkungan, kenaikan suhu sebesar 2,0—2,6℃ pada 2050 dapat membuat PDB turun hingga 16,7—30,2%; luas hutan akan berkurang 45%; 49,7% spesies terancam punah, dan kerugian 544 triliun di 2020—2024,” ujar Ve.
Baca juga: Koaksi Indonesia: Penyedia Kerja Perlu Melek Green Jobs dari Sekarang!
Verena menegaskan inisiasi kolaborasi Youth Leaders Program 2023 terutama akan mengedepankan peningkatan kapasitas generasi muda Indonesia menuju Green Economy Recovery, dengan capaian mengurangi kemiskinan; inklusi sosial; kelestarian lingkungan; dan terutama menciptakan Green Jobs di Indonesia.
“Ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia, sesuai dengan yang disampaikan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Ibu Sri Mulyani yaitu mengurangi emisi karbon untuk mencapai negara yang berketahanan iklim. Harapan yang sama agar Indonesia dapat pulih untuk menciptakan lapangan kerja dan pada saat yang sama dapat mengatasi masalah lingkungan,” jelas Verena.
Verena menambahkan untuk memperkenalkan Green Jobs yang berkaitan dengan urgensi transisi energi secara positif kepada khalayak luas dan peluang penciptaan Green Jobs perlu kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Tahapan pertama dari rangkaian Youth Leaders Program 2023 ini, kita telah mengadakan Green Jobs Academy. Pada acara ini, kami mengundang Dinni Septianingrum dari Seasoldier, Satya Adri Krisnugraha dari Earth Hour Indonesia, Fahmi Bastian dari WALHI Jateng, Bambang Sutrisno dari Teens Go Green, Eulis Utami dari Hutan Itu Indonesia, Rizqi Mahfudz Prasetyo dari IESR, dan Firdaus Cahyadi dari 350.org sebagai narasumber,” ungkap Verena.
Menurut Verena acara yang diadakan pada Kamis, 5 Oktober—Minggu, 8 Oktober 2023 di Hotel Bumi Gumati, Sentul itu sebagai landasan awal kampanye. Wadah bagi para juru kampanye yang berasal dari berbagai komunitas anak muda untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas, juga menyelaraskan program sehingga terbangun strategi dan rencana kampanye bersama sebagai Youth Hub di tingkat kota dan nasional.
“Green Jobs Academy kita kemas dengan menyenangkan. Acara dibagi menjadi beberapa sesi kelas yang diisi perwakilan CSO kolaborator kami, total ada 24 peserta dan 7 fasilitator yang menghangatkan Bumi Gumati sepanjang acara,” tutup Verena.
Green Jobs Academy
Membuka rangkaian Green Jobs Academy, materi “The Future of Indonesia is Green Jobs” dari Verena Puspawardani memantik suasana diskusi interaktif.
Salah satu peserta, Nadia Nafarisa dari Forestisme Bandung bertanya mengenai cara membangun ekosistem dan keberlanjutan agenda mengampanyekan Green Jobs. Menanggapi itu, Verena menjelaskan bahwa ekosistem perlu dibangun dari segala aspek mencakup hulu ke hilir.
Baca juga: Green Jobs di Indonesia
“Dengan menginisiasi Startup inkubasi dapat menciptakan lapangan kerja hijau dan peluang ekonomi,” jawab Verena.
Sementara itu, Eulis Utami dari Hutan Itu Indonesia pada sesi kedua memberikan paparan mengenai kampanye kreatif dalam memproduksi konten. Ia menjelaskan agenda organisasi harus berdampak bagi aksi kolaboratif dengan impact yang sampai langsung ke hati. Hal tersebut merupakan hal yang penting untuk dimaknai.
Menanggapi bahasan tersebut, Fajar Amali Kurniawan perwakilan Ocean Young Guards, Teens Go Green Regional Bandung menanyakan terkait cara menggerakkan kampanye yang konsisten dengan membawa identitas dan marwah organisasi.
“Tidak harus menyampaikan suatu substansi pada sasaran target tertentu. Aktivitas dapat dikemas dalam bentuk lain seperti aktivasi 5 item sensoris, yaitu Virtual Reality, komoditi yang mewakili seperti lumut, madu, kopi, ke dalam perkotaan,” jawab Eulis Utami.
Kemudian pada sesi ketiga di hari pertama, Firdaus Cahyadi, Communication Consultant 350.org memberikan paparan terkait mobilisasi massa. Pria yang aktif menulis mengenai lingkungan di kolom-kolom media massa dan akrab disapa Cak Daus ini menegaskan pentingnya tujuan, pemetaan isu, dan pembentukan wacana-wacana untuk menyaring audiens.
Senada dengan gagasan Cak Daus, Fahmi Bastian, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) regional Jawa Tengah memaparkan pentingnya menggalang sekutu.
“Sangat penting menentukan kelompok individu yang berpotensi sebagai kawan untuk terhubung ke isu yang lebih besar dan perlunya merawat komunikasi melalui individu/kelompok agar tetap bergerak memperjuangkan isu yang disepakati,” kata Fahmi.
Bergulir di hari kedua Green Jobs Academy, Jumat, 6 Oktober 2023, Dinni Septianingrum, Founder Seasoldier menyampaikan materi tentang pentingnya peran komunitas lokal dalam menjalankan kampanye.
Perempuan yang selalu cekatan mengawal keseimbangan lingkungan ini mengulas skala prioritas dalam penyebarluasan merumuskan struktur ide.
“Ide kampanye menjadi hal kunci. Partisipasi, kearifan lokal, dan kolaborasi pentahelix/spider web dapat menghubungkan beberapa unit membentuk jejaring guna meningkatkan kapasitas,” ujarnya.
Kemudian, di hari yang sama Rizqi Mahfudz Prasetyo, Staf Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR), memberikan paparan mengenai kunci andil pemerintah dan komunitas kampus pada sebuah kampanye. Menurutnya penting untuk memahami karakteristik dari setiap pemangku kepentingan, khususnya pemerintahan.
“Bertanya dan mendengar keluhan pihak pemerintah untuk menerima masukan serta mempersiapkan plan B adalah kunci terjalinnya kerja sama,” ujar Rizqi.
“Perlunya ketangguhan atau resiliensi dalam memetakan substansi isu hingga perancangan nota kerja sama,” katanya.
Merespons materi yang disampaikan beberapa peserta terpantik untuk bertanya.
Sahrir Rizki Ramadhan, mewakili Seasoldier Jakarta bertanya mengenai peran koneksi langsung yang dimiliki organisasi untuk terhubung dengan pemerintah.
Merespons pertanyaan tersebut, Rizqi menjelaskan bahwa hal itu dapat disikapi dengan membuat diseminasi atau membuat undangan seminar untuk mengundang perwakilan mereka.
Kemudian, pada sesi yang sama Jamaluddin dari WALHI Jateng bertanya perihal cara audiensi dengan pemerintah dan memastikan program yang dikerjakan bersama pemerintah benar-benar berdampak.
Menjawab pertanyaan tersebut Rizqi mengatakan, “Membuat stakeholder mapping dalam konteks menghubungkan lembaga yang disasar. Hal lain yang dapat dilakukan dengan memahami karakter pemerintah untuk mengawal program supaya tidak mengganggu kepentingan lain,” jelas Rizqi.
Selanjutnya, pada sesi terakhir, Satya Adri Krisnugraha dari Earth Hour Indonesia, dalam paparannya menyampaikan poin-poin penting terkait pentingnya strategi Mapping, Infiltrate, and Maintenance (MIM) untuk terus diadaptasi pada komunitas sebagai struktur yang menyesuaikan target sasaran.
“Amplifikasi komitmen dalam bentuk pendekatan komunikasi persuasif dapat mendorong perubahan habit atau kebiasaan masyarakat menuju lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Agenda ditutup dengan presentasi pitch deck peserta yang dibagi atas 6 regional berbeda. Peserta, pada sesi ini mempresentasikan rancangan program Green Jobs berdasarkan potensi regional yang akan direalisasikan pada 28 Oktober 2023, memanfaatkan momentum Hari Sumpah Pemuda.
“Green Jobs Academy ini menjadi semangat awal yang baik untuk merumuskan rekomendasi green jobs & net-zero yang terkoneksi ke pemerintah pada COP 28 mendatang,” harap Verena.
Sebagai tahap awal dalam Youth Leaders Program 2023, Green Jobs Academy telah berakhir dengan baik. Nantikan tahapan selanjutnya dalam program ini, yaitu Green Jobs Class dan Green Jobs Collaborative Campaign.
Baca juga: Langkah Indonesia dalam Mengintegrasikan Green Jobs pada Sektor Pariwisata di Masa Perubahan Iklim