Ada yang berbeda dari diskusi publik yang diselenggarakan Koaksi Indonesia pada 12 Desember 2019 lalu. Dalam forum bulanan Ruang Aksi ke-18 yang bertempat di Gowork Rajawali, Jakarta, Koaksi Indonesia bersama akademisi dan organisasi masyarakat sipil, seperti Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat, Universitas Indonesia (LPEM UI), Traction Energy Asia, Auriga Nusantara, dan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) meluncurkan terbarukan.id, sebuah platform kolaborasi dalam mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Bertindak selaku narasumber dalam diskusi ini adalah tim editorial dari terbarukan.id, yaitu Ridwan Arif, Knowledge Management Coordinator, Koaksi Indonesia; Wiko Saputra, Peneliti, Auriga Nusantara; Marselinus Andri, Kepala Departemen Advokasi, Serikat Petani Kelapa Sawit; Ricky Amukti, Research Manager, Traction Energy Asia; Bisuk Abraham Sisungkunon, Peneliti, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia serta dimoderatori oleh Juris Bramantyo dari Koaksi Indonesia. Kelima organisasi yang tergabung dalam tim editorial tersebut memandang perlu untuk mengajak para pemangku kepentingan bersama-sama menjawab tantangan dalam industri biodiesel Indonesia. Platform terbarukan.id diharapkan berperan menjadi jembatan antara para aktor dalam industri biodiesel Indonesia dari sektor hulu hingga ke hilir.
Adapun harapannya, terbarukan.id akan berfungsi dan berkontribusi pada terciptanya:
- Pusat akses informasi dan data terkini, andal, dan komprehensif terkait industri biodiesel
- Media berbagi informasi dan data, termasuk informasi mengenai kebijakan dan regulasi
- Fasilitas untuk mempertahankan transparansi serta akuntabilitas industri biodiesel sekaligus untuk mendorong keberlanjutannya
- Mengawal visi misi pemerintah dalam mengembangkan biodiesel sebagai bagian dari energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia.
“Target jangka pendek platform ini adalah mendampingi pemerintah dalam upaya mencapai campuran biodiesel B30 pada tahun 2020, sedangkan target jangka panjangnya adalah untuk memastikan bahwa program biodiesel menjadi berkelanjutan dan tetap berpegang teguh pada perlindungan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” menurut Mutmainah Septiani, tim editor dari Traction Energy Asia. Setiap anggota tim editor memiliki kapasitasnya masing-masing, seperti penguatan dan pengorganisasian, penelitian, kerja lapangan, pemantauan dan evaluasi, serta melakukan advokasi dan kampanye kepada pembuat kebijakan dan pelaku-pelaku dalam industri biodiesel.
Saat ini Pemerintah sedang menggadang-gadang kebijakan bahan bakar nabati (BBN) yang bersifat mandatori melalui Program Biodiesel Nasional untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi, dan terutama untuk menyehatkan neraca perdagangan. Presiden RI Joko Widodo bahkan secara optimis menginginkan penerapan kebijakan B50, atau pencampuran 50 persen minyak sawit ke dalam solar, agar bisa berlaku pada akhir 2020. Sebelumnya, program B30 telah mulai diberlakukan pada akhir tahun 2019.
Peningkatan bauran dan produksi biodiesel yang agresif tentunya akan meningkatkan permintaan terhadap produk CPO yang disinyalir berdampak pada potensi deforestasi. Banyak lagi hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pengembangan program nasional ini, seperti perkembangan teknologi untuk menghasilkan kualitas bahan bakar yang lebih baik maupun manufaktur kendaraan bermotor, kesiapan dari sektor hilir, kerangka pengaman, dan manfaat yang dirasakan oleh petani swadaya. Sebagai pasar yang sedang bertumbuh, industri baru ini memberikan peluang ekonomi serta tantangan dalam mendorong penguatan aspek sosial dan lingkungan, terutama menjawab ketahanan energi bagi generasi mendatang.
Mewakili Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Andri berharap bahwa terbarukan.id dapat membuka ruang diskusi antar sektor. “Terbarukan.id bisa menjadi wadah kolaborasi bersama, antara LSM, swasta, dan pemerintah. Bisa dilihat dari diskusi-diskusi yang sudah ada, tiap sektor ini memiliki pandangan yang berbeda terhadap program biodiesel nasional. Diplomasi akan berjalan dengan baik ketika semua sektor punya ruang untuk berdiskusi. Terbarukan.id bisa membuka ruang untuk berdiskusi. Sehingga di masa depan ketika ada masalah, ketiga sektor ini bisa menyelesaikan masalah bersama” papar Andri.
Perkembangan biodiesel sebagai salah satu energi terbarukan perlu didampingi perkembangannya, agar menjadi industri berkelanjutan. Hulu hingga hilir industri ini tak lepas dari peran aktif masing-masing organisasi tersebut. Dibutuhkan konsolidasi dan integrasi antar elemen yang terlibat, sehingga data dan informasi dapat disampaikan kepada khalayak. Kedepannya, terbarukan.id ingin menjadi media informasi ragam energi terbarukan di Indonesia, mulai dari data, hasil riset, opini, infografis, dan produk regulasi.
“Dalam pengembangan kedepan, terbarukan.id bisa menghasilkan produk apapun untuk pengumpulan data terkait energi terbarukan di Indonesia, dan harus tetap dikembangkan secara kolaboratif serta kuat dalam pengayaan data, penyajian data yang tepat, akurat dan tidak tendensius,” ujar Bisuk Abraham, tim editor terbarukan.id dari LPEM FEB, UI. Bisuk menambahkan “ketika banyak kolaborator hadir, hal ini akan menjadi bagian dari upaya menjaga konsistensi dan independensi data, dan menyajikan sesuatu yang tepat kepada publik yang kedepannya bisa diadvokasikan kepada pemerintah.”
Terbarukan.id diharapkan dapat memberikan informasi industri biodiesel Indonesia yang komprehensif, transparan, dan lengkap. Dalam meningkatkan kredibilitas hasil risetnya, terbarukan.id juga menyediakan catatan kaki, tautan, dan nama kolaborator yang membuat tulisan pada setiap hasil riset yang diunggah. Platform ini direncanakan akan menjadi platform yang menjamin akses terhadap informasi terkait industri biodiesel. “Ini dilakukan untuk memastikan bahwa para pemangku kepentingan utama dapat menyediakan informasi-informasi yang dapat dibuktikan untuk mengonsolidasi kebijakan, tujuan, dan target industri biodiesel,” jelas Ridwan.
Dalam memastikan ketersediaan informasi dan data, termasuk kesinambungan pelayanannya, maka platform terbarukan.id harus diperkenalkan dan disosialisasikan agar kehadirannya dapat menjadi bagian dari solusi tepat sasaran bagi tantangan yang dihadapi industri biodiesel Indonesia untuk menjadi lebih berkelanjutan. (Oleh Gabriela Kalalo dan Yessi Febrianty/Coaction Indonesia)