Kerangka Acuan Kegiatan Social Media Monitoring Ngerti Iklim

Kampanye Pilot 1 Ngerti Iklim

Compact – DDA Leadership Journey Juli – September

 

A. Latar Belakang

Tentang Koaksi Indonesia

Coaction Indonesia, atau Koaksi Indonesia dalam bahasa Indonesia, adalah organisasi nirlaba yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran ide-ide inovatif untuk berkontribusi pada program-program pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah Nusantara. Koaksi bekerja sama dengan pembuat kebijakan, sektor swasta, akademisi, organisasi masyarakat sipil, komunitas, dan penggerak muda untuk memberikan solusi dan aksi konkret dalam rangka percepatan pengembangan energi terbarukan yang nantinya akan menjadi pendorong inisiatif perubahan di sektor-sektor lain, seperti transportasi berkelanjutan dan pangan.

Spesifik pada sektor energi terbarukan, Koaksi Indonesia menyasar pada energi berkelanjutan, akses energi yang terjangkau di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dengan bentuk-bentuk intervensi yang inovatif, dan sisi ekonomi energi dan ketahanan energi. Pendekatan yang dilakukan Koaksi adalah advokasi kebijakan, kampanye untuk mendapatkan dukungan publik, dan pengembangan kolaborasi strategis dengan berbagai mitra.

Saat ini, yang dikerjakan Koaksi untuk energi berkelanjutan adalah mengawal aspek keberlanjutan dalam industri biodiesel Indonesia, transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi terbarukan, membuat toolkit inventarisasi gas rumah kaca di sektor energi dan limbah untuk mendukung target pencapaian NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia pada komitmen global yang sudah dibuat, dan mendorong kampanye green jobs sebagai pintu masuk dukungan anak muda pada energi terbarukan dengan tagar #EnergiMuda. Tambahan lagi, Koaksi juga tengah mendorong efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan pada sektor transportasi untuk mendukung transportasi publik yang inklusif, efektif, dan rendah emisi.

 

Tentang Kampanye Media Sosial

Kekuatan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat didasarkan secara eksklusif pada aspek sosialnya: ini berarti interaksi dan partisipasi yang bisa dilakukan melalui kampanye. Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Dengan berkembangnya teknologi internet dan banyak penduduk di Indonesia menggunakan internet serta mempunyai media sosial seperti facebook, twitter, blog dan youtube.

Maraknya traffic penggunaan media sosial sudah bukan hal yang baru di Indonesia. Sejak mengalami booming di tahun 2012, keterikatan masyarakat terhadap media sosial semakin meningkat. Media sosial yang awalnya hanya digunakan sebagai media untuk bersosialisasi dengan teman dan kerabat dekat, kini mulai menembus komunikasi antara individu dengan institusi.

 

Tentang Kampanye Media Sosial Ngerti Iklim

Indonesia menjadi negara dengan persentase terbesar yang penduduknya tidak percaya kalau perubahan iklim terjadi karena ulah manusia, berdasarkan hasil riset YouGov-Cambridge Globalism Project tahun 2019. Hal ini terlihat dari Indonesia yang dinobatkan menjadi negara dengan penduduk paling meragukan perubahan iklim (18 persen). Masyarakat Indonesia banyak yang tak percaya bahwa manusia membawa pola perubahan terhadap lingkungan. Posisi berikutnya diikuti oleh masyarakat Arab Saudi (16 persen) dan, Amerika Serikat di urutan ketiga (13 persen). Mengapa demikian? Karena, tingkat minat baca anak di Indonesia cenderung menurun (ada di peringkat 72 dari 77 negara) dan masih jauh dibawah rata-rata negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Selain itu, konten yang beredar terkait perubahan iklim tidak menarik, tidak dekat, dan terlalu kompleks bagi anak muda Indonesia. Alhasil, mereka tidak paham dan apalagi merasa punya opsi untuk berkontribusi dalam penyelamatan iklim. Padahal, Indonesia perlu memanfaatkan potensi kondisi “bonus demografi” yang tidak dialami semua negara.

Maka dari itu, Koaksi Indonesia membuat pilot akun media sosial Ngerti Iklim @ngertiiklim yang bertujuan sebagai sarana edukasi bagi anak muda mendapat dan menyampaikan informasi tentang perubahan iklim, serta dapat melakukan aksi nyata dari hal simpel dan dari diri sendiri. Anak muda yang tinggal di perkotaan di Indonesia masih belum belum dekat/relevan dengan isu iklim dan lingkungan. Mereka tidak merasa/belum merasakan bahwa krisis iklim mulai banyak terjadi, sebab kejadian tersebut tidak berada di sekitar mereka, masih jauh dari diri mereka (contoh: informasi tentang air laut yang akan lebih tinggi dari daratan di Jakarta dan Semarang pada tahun 2050 belum banyak dipedulikan oleh anak muda karena masih jauh terjadi di masa depan). Maka dari itu, kami ingin mempopulerkan isu krisis iklim melalui platform online/media sosial yang dekat dengan anak muda, untuk membahas tentang informasi, kegiatan-kegiatan peduli lingkungan, hingga langkah yang dapat mereka lakukan untuk membawa anak muda memiliki gaya hidup yang peduli dengan perubahan iklim. Hal ini dapat membantu memenuhi target NDC Indonesia apabila anak muda Indonesia sudah dapat melakukan mitigasi perubahan iklim.

 

B. Tujuan dan Keluaran Kegiatan

Perubahan yang ingin kami upayakan melalui komunikasi

Memperbanyak akses pengetahuan anak muda terkait perubahan iklim, agar anak muda “Generasi Melek Perubahan Iklim” dapat peduli dengan isu perubahan iklim dan langkah mitigasinya. Setelah memahami, anak muda juga dapat menunjukkan aksi nyatanya lewat gerakan-gerakan hingga memotivasi anak muda yang lainnya untuk memiliki gaya hidup yang ramah lingkungan.

 

Sasaran komunikasi

Sasaran utama kami adalah Anak Muda usia 17 – 30 tahun yang tinggal di perkotaan, memiliki status sosial ekonomi A sampai C. memiliki akun media sosial Instagram dan/atau TikTok, serta mengakses media sosial yang didominasi lewat gawai.

 

Respons langsung yang ingin kami picu dalam pikiran dan perasaan sasaran komunikasi melalui komunikasi

Pikiran bahwa perubahan iklim sangat dekat dengan mereka

Mitigasi harus dilakukan segera meskipun dilakukan seorang diri

 

C. Kebutuhan Social Media Monitoring dan Lingkup Kerjanya

Dalam pembuatan akun Ngerti Iklim ini dibutuhkan social media monitoring sebagai mitra pihak ketiga yang akan bekerja berdasarkan ruang lingkup sebagai berikut:

  1. Memahami isu, kebutuhan, target pekerjaan, dan output yang diharapkan
  2. Meningkatkan target dan sasaran kampanye secara berkala
  3. Meriset Pasar dan tren yang efektif
  4. Melakukan branding yang efektif untuk bisnis startup.

 

D. Produk yang Diharapkan

  • Pemantauan tren dan juga pertumbuhan Media Massa Instagram @ngertiiklim
  • Pemantauan tren dan juga pertumbuhan Media Massa Twitter @ngertiiklim
  • Analisa tagar #NgertiIklim #Langkahhariini lewat kedua media sosial
  • Mengukur percakapan/keyword Perubahan Iklim lewat kedua media sosial

 

E. Anggaran

No Item Unit Satuan Harga per unit (IDR) Total (IDR)

1

Social Media Monitoring:

–        2 Akun media sosial

–        3 Hashtag

2

Bulan

   
Total  

Pagu Anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 4.000.000, – (Empat Juta Rupiah). Sudah termasuk pajak.

 

F. Mekanisme Pengajuan Penawaran

  1. Koaksi Indonesia akan menyampaikan dokumen Kerangka Acuan Kerja ini sebagai pedoman awal
  2. Vendor Social Media Monitoring yang berminat akan diminta untuk mengirimkan:
  • Surat Penawaran Ketertarikan Project / Quotation
  • CV dan/atau portofolio yang relevan
  • Kedua dokumen tersebut dikirimkan melalui surat elektronik kepada secretariat@coaction.id dengan mencantumkan subjek: Vendor Social Media Monitoring
  • Tenggat waktu pengajuan adalah Jumat, 07 Agustus 2021
  1. Tim Pengadaan Yayasan Koaksi Indonesia akan melakukan penilaian dari aplikasi yang masuk, mengadakan penjajakan, dan wawancara
  2. Tim akan mengirimkan informasi untuk pembicaraan lebih lanjut dan persetujuan kontrak kerja sama bagi kandidat terpilih
  3. Tim akan memberitahukan keputusan final kepada seluruh peserta yang mengajukan aplikasi