Widhyawan Prawiraatmadja
Pelopor Kepemimpinan Energi Berkelanjutan
Widhyawan Prawiraatmadja, atau akrab dipanggil Pak Wawan, merupakan sosok bersahaja dengan pengetahuan dan pengalaman luas dalam bidang energi. Kemampuan dan kecakapannya itu membawanya menduduki berbagai posisi penting di tingkat nasional dan internasional baik pada sektor swasta maupun pemerintah. Dipercaya sebagai Gubernur OPEC dari Indonesia, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wakil Ketua di SKK Migas, Country Executive di GE Energy, Commercial Director di GE Oil and Gas Turbomachinery, Asia Pasifik, dan Senior Vice President, Corporate Planning, Business Development, and Transformation di Pertamina. Begitu pun setiap kali ada wacana mengenai kebijakan baru energi (minyak dan gas misalnya), peristiwa-peristiwa di Indonesia maupun dunia yang memengaruhi harga atau kondisi energi di Indonesia, Pak Wawan akan dimintai pendapat kepakarannya.
Menurut Pak Wawan, pertumbuhan kebutuhan energi di Indonesia cukup tinggi. Oleh karena itu, kita harus membangun ketahanan energi untuk memastikan tercukupinya kebutuhan energi dengan pengembangan energi terbarukan secara sungguh-sungguh. Energi yang berkontribusi pada kerusakan alam harus dikurangi bahkan dihilangkan dan digantikan dengan energi terbarukan.
Setelah melanglang buana berkarier profesional di badan usaha milik negara (BUMN), kementerian, perusahaan multinasional, dan organisasi internasional, sejak 2017 Pak Wawan mendirikan Koaksi Indonesia bersama mendiang Sarwono Kusumaatmadja dan Samsul Bachri, PhD. Sebuah organisasi nirlaba yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran ide-ide inovatif untuk berkontribusi pada program-program pembangunan berkelanjutan di seluruh Nusantara. Pendirian Koaksi Indonesia menjadi bukti komitmen Pak Wawan yang sangat tinggi terhadap energi terbarukan.
Pak Wawan tidak hanya membagikan ilmu dan pengalamannya terhadap Koaksi Indonesia. Sejak Januari 2017 sampai sekarang, dia menjadi konsultan independen dan sebagai dosen senior di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) yang merupakan almamaternya. Setelah meraih gelar insinyur dari Teknik Industri ITB, dia melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar master dan PhD dalam bidang ekonomi dari University of Hawaii at Manoa, Amerika Serikat.