Mengawal semangat Sumpah Pemuda dalam menjalankan kampanye green jobs, Koaksi Indonesia mengadakan aktivitas edukasi kreatif bertajuk “Vakansi Kawula Muda”.
KOAKSI INDONESIA — Vakansi Kawula Muda yang diselenggarakan pada Sabtu, 28 Oktober 2023 di Kota Bogor ini memadukan aktivitas wisata ramah lingkungan serta lokakarya. Acara ini dipandu oleh Nusunrise dengan diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari generasi muda dan teman-teman disabilitas.
Pendamping dan juru bahasa isyarat pun dihadirkan untuk memfasilitasi peserta disabilitas. Hal ini sejalan dengan konsep green jobs yang sedang digaungkan kampanyenya oleh Koaksi Indonesia yang di dalamnya memuat konsep inklusivitas.
Baca juga: Langkah Indonesia dalam Mengintegrasikan Green Jobs pada Sektor Pariwisata di Masa Perubahan Iklim
Verena Puspawardani selaku Direktur Program Koaksi Indonesia dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini ditujukan untuk mengajak generasi muda lebih sadar akan pentingnya green jobs di masa depan bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda.
“Kami mengajak generasi muda karena relevansinya dengan kampanye yang sedang Koaksi Indonesia usung, yakni penciptaan pekerjaan yang layak. Kami meyakini bahwa masa depan pekerjaan bagi generasi muda adalah green jobs,” tambahnya.
Peserta diajak berkenalan dengan green jobs oleh pekerja bidang kreatif, yakni Omah Jangan Diam Terus, Sheila Putri, dan Irfan Maulana atau yang lebih dikenal Ipank Hore-hore. Mereka berbagi tentang cara kreatif memasukkan isu lingkungan dalam karya yang dikerjakannya.
Rafii Fujiberkah dari Omah Jangan Diam Terus mengajak peserta menengok instalasinya yang berisi rekaman perjalanan kelompok kolektif lintas ilmu ini mengelilingi Sulawesi dan Maluku dengan bersepeda.
Rafii menceritakan perjalanan ramah lingkungan serta riset teknologi dan pengetahuan lokal yang dimiliki oleh suku-suku di tempat yang disinggahinya. Peserta juga dijelaskan cara menggunakan hasil riset dari perjalanan untuk dijadikan pekerjaan yang mendukung kelayakan dan mempromosikan lokalitas.
Selesai dari instalasi Omah Jangan Diam Terus di Stasiun Bogor, para peserta berjalan kaki menuju Kebun Raya Bogor. Di sini, Sheila Putri memberikan lokakarya menggambar sketsa. Peserta diajak berkreasi secara bebas menggambar potensi diri untuk mengetahui minat dan peluang dalam green jobs.
Baca juga: Green Jobs: Peluang Kerja Mutakhir saat Pandemi Berakhir
Sheila Putri di sela-sela lokakarya membagikan pengalamannya sebagai professional sketcher. Dia bercerita bahwa peran seorang seniman adalah untuk membagikan isu yang sedang berkembang melalui karya, termasuk isu lingkungan.
“Seniman dapat berkontribusi melalui karya mereka. Isu yang aktual disebarkan dengan gaya dan karakteristik masing-masing seniman. Gambar adalah bahasa universal, jadi lebih mudah dinikmati dan masuk ke berbagai kalangan,” ungkap perempuan yang kerap disapa Lala tersebut.
Seniman yang juga kerap mengangkat isu lingkungan dalam karyanya adalah Ipank Hore-hore. Ipank menyanyikan beberapa lagu yang diciptakannya.
Menurut Fitrianti Sofyan, ketua pelaksana acara, Ipank sengaja dihadirkan sebagai salah satu contoh pekerjaan kreatif yang mengusung kesadaran akan lingkungan.
Acara diakhiri dengan makan bersama menggunakan alat-alat makan pakai ulang yang ramah lingkungan. Sebelumnya, peserta telah diimbau untuk membawa botol minum karena Koaksi Indonesia menyediakan air minum dalam galon untuk menghindari kemasan plastik sekali pakai. Hal ini diungkap oleh Verena Puspawardani dalam sambutannya sebagai bentuk komitmen Koaksi Indonesia untuk mendukung kegiatan ramah lingkungan, sejalan dengan konsep green jobs.
Farid Aulia, salah satu peserta memberikan kesannya terhadap kegiatan “Vakansi Kawula Muda”. Dia mengungkapkan bahwa acara ini semakin menggugah minatnya akan green jobs. “Selain vakansi seru-seruan, saya dan teman-teman lain diajak untuk lebih mencintai lingkungan. Saya pun tertarik dengan isu sustainability yang diangkat pada green jobs. Hal ini menginspirasi saya untuk shifting karier ke sektor green jobs,” ujar pemuda yang kini bekerja di sektor privat tersebut.
Di pengujung acara, teman-teman disabilitas mengungkap apresiasinya terhadap acara ini. Sofyan yang merupakan peserta disabilitas tuna netra mengungkap kesan inklusivitas yang dirasakannya. Sementara itu, Kenshi yang mewakili organisasi tuna rungu Gerkatin berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak peserta dari disabilitas serta kolaborator.
Mengutip perkataan Verena Puspawardani, gerakan dan kampanye apa pun termasuk green jobs harus mengajak serta kawan-kawan dari berbagai sektor, atau “no one left behind”. Mengajak kawan disabilitas merupakan salah satu cita-cita green jobs untuk mendukung inklusivitas tanpa meninggalkan isu untuk mendukung ramah lingkungan.
Baca juga: Green Jobs: Youth Leaders Program 2023 Tingkatkan Kapasitas Anak Muda dalam Green Economy Recovery