Penulis: Coaction Indonesia
Tidak percaya? Namun, itulah kenyataan yang kami temui saat mengunjungi Kapal Race for Water Odyssey yang sedang berlabuh di Jakarta beberapa waktu lalu.
Race for Water adalah sebuah yayasan yang didirikan di Swiss pada 2010 oleh Marco Simeoni. Misinya, mencegah sampah plastik mencapai jalur air dan lautan dengan mengembangkan berbagai model sosial dan bisnis yang memberi nilai tambah pada sampah plastik sehingga mendorong pengumpulannya.
Sejak 2017 hingga 2021, mereka berlayar keliling dunia dengan tajuk Race for Water Odyssey. Indonesia adalah negara ke-17 yang disinggahi kapal ini. Selama berada di Indonesia, kapal ini bersandar di Bali kemudian Jakarta selama beberapa minggu.
Koaksi Indonesia beruntung mendapat kesempatan untuk mengunjungi kapal sekaligus mendengarkan penjelasan mengenai isu lautan, sampah plastik, dan energi terbarukan dari para kru kapal. Dengan semangat kolaborasi yang selalu Koaksi usung, Koaksi ikut serta mengajak blogger, jurnalis, dan beberapa rekan Civil Society Organization (CSO) dalam kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 9 Juli 2019 dari pagi hingga siang di Batavia Marina Sunda Kelapa, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut kami diajak untuk tur keliling kapal dan memperoleh penjelasan mengenai energi terbarukan yang membuat kapal ini benar-benar berlayar. Panel surya seluas 512 meter persegi yang menyelubungi kapal serta tenaga layang-layang besar yang diterbangkan mampu membuat kapal berlayar hingga kecepatan 8 knot.
Satu lagi yang keren, kapal ini dilengkapi tenaga hidrogen! Dari penjelasan Annabelle Boudinot dan Thierry Gapp, kru kapal, mesin akan menyedot air laut yang kemudian ditampung untuk didestilasi menjadi air tawar. Kebutuhan mandi, minum, mencuci, dan memasak pun dapat dicukupi dari air hasil desalinasi itu. Kemudian, sebagian air tawar tadi akan dipecah molekulnya sehingga hidrogen akan terkumpul dan disimpan dalam tabung-tabung untuk menggerakkan mesin kapal.
Menurut Camille Rollin (Program Manager Plastic Waste to Energy), masalah sampah plastik di lautan sangat parah. Indonesia merupakan satu dari sekian negara yang paling banyak berkontribusi pada polusi sampah plastik di lautan. Race for Water Foundation mengusulkan untuk pengumpulan sampah plastik ini, menambahkan nilai jualnya, kemudian mengolahnya menjadi energi listrik.
Kunjungan Koaksi Indonesia bersama blogger, jurnalis, dan rekan CSO sekaligus membuktikan bahwa dibutuhkan kolaborasi bersama untuk menggerakkan isu lautan, sampah plastik, dan energi terbarukan secara bersamaan demi mendorong Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
Salam KolaborAksi!