Rekomendasi Umum

1. Dalam rangka pembaruan NDC Indonesia menjadi Second NDC, Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan prinsip dari Perjanjian Paris sesuai dengan Article 4 Line 13 dan sesuai dengan panduan yang diadopsi oleh COP, yaitu:
   • mempromosikan integritas lingkungan hidup,
   • transparansi,
   • akurasi,
   • keutuhan,
   • keterbandingan,
   • konsistensi, dan
   • memastikan terhindar dari penghitungan ganda.
2. Selain itu, rekomendasi mempertimbangkan integrasi measurement, reporting and verification (MRV) bagi pihak-pihak negara-negara berkembang dalam konteks memperkuat dampak aksi mitigasi dengan hasil Bali Action Plan hasil dari COP13.
3. Skenario Business as Usual (BAU) yang dipakai dalam NDC telah memproyeksikan pertumbuhan emisi GRK jauh di atas tren emisi saat ini dan/atau yang tecermin dalam kebijakan saat ini. Dalam rangka peningkatan transparansi dan efektivitas, target penurunan emisi indonesia perlu menanggalkan penggunaan skenario BAU sebagai basis perhitungan penurunan emisi dan beralih menggunakan emisi relatif pada tahun tertentu, dengan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia yang lebih akurat. Target penurunan emisi seharusnya menggambarkan secara jelas komitmen Indonesia dalam membatasi emisi. Hal ini juga esensial untuk menunjukkan level komitmen Indonesia dalam memenuhi kontribusinya dalam konteks internasional.
4. Target ENDC saat ini yang setara dengan 40% hingga 43% di bawah BAU (termasuk emisi AFOLU) masih belum sejalan dengan target pembatasan kenaikan suhu 1,5°C. Berdasarkan analisis Climate
   Action Tracker, target tersebut menunjukkan level emisi (di luar sektor AFOLU) masing-masing sebesar 1,805 MtCO2e dan 1,710 MtCO2e pada tahun 2030. Adapun untuk konsisten pencapaian target 1,5°C,
   penurunan emisi Indonesia perlu:
   • menetapkan ambisi iklim bersyarat (conditional NDC) sebesar 28% pada tahun 2030 di bawah emisi tahun 2022 atau target penurunan sebesar 62% di bawah BAU (di luar AFOLU),
   • menetapkan target ambisi iklim tanpa syarat (unconditional NDC) sebesar 26% pada tahun 2030 di bawah emisi tahun 2022 atau target penurunan sebesar 60% di bawah BAU (di luar AFOLU).
5. Perlu ada monitoring dan evaluasi yang transparan dan dapat diakses publik, termasuk penguatan Infrastruktur dan Proses Bisnis dari SRN-PPI.