Akhir-akhir ini, dunia perdapuran sedang tidak baik-baik saja. Harga beras terus melambung tinggi. Beras premium yang biasa dijual mulai dari Rp60.000/5 kg, kini harganya bisa mencapai Rp75.000/5 kg.
Menurut presiden, harga beras terus naik karena perubahan iklim. Benarkah demikian?
Memang ancaman perubahan iklim ini nyata adanya. Tidak sekadar merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi mengakibatkan krisis pangan.
Di tengah ancaman perubahan iklim, ada juga sisi positifnya, yaitu bertumbuhnya jenis pekerjaan baru, namanya Green Jobs. Konon, Green Jobs ini bisa menjadi mitigasi perubahan iklim yang tengah terjadi.
Bisakah Perubahan Iklim Memengaruhi Kenaikan Harga Beras?
Kenaikan harga beras ini tentu meresahkan. Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Jika harga beras terus melambung tinggi, ancaman krisis pangan bisa terjadi.
Di tengah keresahan ini, muncul satu pertanyaan “bisakah perubahan iklim memengaruhi kenaikan harga beras?”
Bisa. Perubahan iklim bisa memengaruhi kenaikan harga beras.
Baca Juga: Rekayasawan Kehutanan dan Indonesia Net Sink FoLU 2030, Apa Hubungannya?
Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas) yang menghasilkan gas yang memerangkap panas.
Beberapa faktor yang membuat perubahan iklim memengaruhi harga beras.
1. Kenaikan suhu
Kenaikan suhu akibat perubahan iklim bisa memperpendek masa panen padi sehingga mengganggu proses fotosintesis.
Suhu yang tinggi membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi menjadi terhambat. Akibatnya, hasil panen rendah.
2. Perubahan pola curah hujan
Kekeringan dan banjir menjadi bukti terjadinya perubahan curah hujan akibat perubahan iklim. Tentu ini memengaruhi pertumbuhan tanaman padi.
Daerah yang mengalami kekeringan akan menghadapi kesulitan dalam menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman padi. Di sisi lain, banjir akibat hujan yang berlebihan juga dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
3. Hama dan penyakit
Perubahan iklim juga meningkatkan jumlah hama dan penyakit pada tanaman padi. Terjadinya perubahan iklim membuat temperatur dan kelembapan berubah sehingga hama dan penyakit tanaman padi tumbuh subur. Pada akhirnya, memengaruhi hasil panen padi.
4. Menurunnya kualitas tanah
Perubahan iklim membuat kualitas tanah menurun. Penurunan ini memengaruhi kesuburan tanah dalam menghasilkan tanaman padi.
Semua ini pada akhirnya membuat stok beras menurun, tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Akibatnya, harga beras naik.
Upaya Mengatasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim nyatanya memang membuat harga beras semakin naik. Tentunya kita tak bisa berpangku tangan. Bila tidak dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi perubahan iklim, bukan tidak mungkin yang selanjutnya terjadi adalah krisis pangan.
Perbaikan soal penanaman padi mungkin menjadi perhatian pemerintah dan petani. Namun, sebagai masyarakat kita bisa berbuat sesuatu.
Paling tidak kita bisa mencegah dampak perubahan iklim agar tidak semakin parah.
Memulai melakukan gaya hidup ramah lingkungan bisa menjadi upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
Mulai dari membuang sampah pada tempatnya, mengolah sampah rumah tangga secara mandiri, menggunakan transportasi ramah lingkungan, hingga melakukan diet kantong plastik.
Selain itu, melakukan pekerjaan hijau atau Green Jobs bisa menjadi solusi keberlanjutan yang membantu mengatasi perubahan iklim sekaligus kemajuan ekonomi.
Mengenal Green Jobs
Istilah Green Jobs telah cukup dikenal dalam beberapa tahun terakhir. Generasi Z bahkan sudah banyak yang berkecimpung dalam pekerjaan ini.
Sesuai dengan namanya, Green Jobs merupakan jenis pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan. Menurut International Labour Organization (ILO), Green Jobs menjadi lambang dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Jenis pekerjaan ini berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Green Jobs dilatarbelakangi oleh perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan. Perubahan iklim membuat kualitas lingkungan semakin menurun, termasuk berkurangnya sumber daya alam dan tentunya menjadi permasalahan serius bagi perekonomian di masa mendatang.
Green Jobs dianggap sebagai solusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Pekerjaan hijau ini memiliki peluang yang cukup besar dan menjanjikan. Green Jobs mampu memperbaiki lingkungan sekaligus kesejahteraan.
Peluang Green Jobs di Indonesia
Berdasarkan hasil mini riset yang dilakukan oleh Yayasan CERAH Indonesia, ketertarikan mahasiswa terhadap pekerjaan hijau menunjukkan bahwa 98% anak muda percaya bahwa Green Jobs memberikan peluang karier yang menarik. Hal ini sejalan dengan program transisi energi yang terus digalakkan oleh pemerintah.
Transisi energi tidak hanya membawa perubahan dalam sumber daya energi, tetapi juga menciptakan peluang karier signifikan di sektor hijau atau bisa disebut dengan Green Jobs. Menurut ILO, akan ada 24 juta lapangan kerja baru di sektor hijau pada 2030, sebagai hasil dari transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT).
Baru-baru ini International Renewable Energy Agency (IRENA) mengeluarkan laporan bertajuk “Renewable Energy and Jobs: Annual Review 2023”. Dalam laporan itu, IRENA mencatat bahwa jumlah tenaga kerja di sektor EBT konsisten meningkat dari tahun ke tahun.
Jadi, peluang Green Jobs di Indonesia sangat menjanjikan. Beberapa bidang berikut berpeluang terhadap pekerjaan hijau.
1. Energi Terbarukan
Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidro, dan geotermal. Para profesional dalam bidang ini dapat terlibat dalam desain, instalasi, dan pemeliharaan infrastruktur energi terbarukan.
2. Pengelolaan Limbah
Dengan jumlah penduduk yang besar, masalah pengelolaan limbah menjadi semakin mendesak untuk diatasi. Karier dalam pengelolaan limbah mencakup perencanaan dan pelaksanaan program daur ulang, pengelolaan sampah organik, dan pengelolaan limbah berbahaya.
3. Transportasi Berkelanjutan
Pengembangan transportasi berkelanjutan seperti transportasi umum yang ramah lingkungan, sepeda, dan mobil listrik terus berkembang. Profesional di bidang ini dapat terlibat dalam perencanaan infrastruktur, pengembangan teknologi, dan kebijakan transportasi.
4. Pertanian Berkelanjutan
Pertanian konvensional sering kali memberikan dampak negatif pada lingkungan. Pertanian berkelanjutan menawarkan solusi untuk mengurangi dampak tersebut melalui praktik-praktik seperti pertanian organik, penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan, dan konservasi tanah.
5. Konservasi Alam
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, namun menghadapi tantangan serius terkait deforestasi dan degradasi lingkungan. Profesional konservasi alam bekerja untuk melindungi dan memelihara ekosistem yang rentan serta mengembangkan kebijakan untuk pelestarian lingkungan.
6. Pembangunan Berkelanjutan
Karier dalam pembangunan berkelanjutan mencakup perencanaan dan pengembangan kota yang ramah lingkungan, desain bangunan yang hemat energi, dan implementasi praktik-praktik pembangunan yang berkelanjutan.
7. Edukasi Lingkungan
Peningkatan kesadaran lingkungan membutuhkan pendidikan dan advokasi yang kuat. Profesional dalam bidang ini bekerja untuk menyebarkan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, mendorong perubahan perilaku, dan mempromosikan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Green Jobs dalam Bingkai Wawasan Kebangsaan
Pandangan tentang Green Jobs semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam kehidupan berbangsa, Green Jobs bermanfaat untuk:
- Pembangunan berkelanjutan
Pekerjaan hijau membuka jalan menuju pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa depan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi saat ini.
- Kemandirian ekonomi
Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil, negara dapat memperkuat kedaulatan ekonominya.
- Peningkatan kesejahteraan
Pekerjaan hijau tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan kualitas hidup melalui lingkungan yang lebih bersih, kesehatan yang lebih baik, dan stabilitas ekonomi.
Cara Mendapatkan Pekerjaan Hijau
Mencari pekerjaan hijau di Indonesia kini semakin mudah. Koaksi Indonesia merupakan salah satu pihak yang sangat mendukung perkembangan Green Jobs di Indonesia.
Koaksi Indonesia sangat serius dalam mendukung perkembangan Green Jobs di Indonesia. Tidak hanya melakukan beberapa penelitian, kampanye, hingga advokasi, tetapi juga membangun sebuah platform yang membantu pencarian peluang pekerjaan hijau, yaitu greenjobs.id.
Tidak sekadar pusat data dan informasi, greenjobs.id merupakan sebuah platform yang dibangun sebagai ekosistem pendukung pekerjaan hijau di Indonesia. Kehadiran greenjobs.id akan memberikan kemudahan mengakses informasi mengenai Green Jobs sekaligus kemanfaatan ekonomi dari pekerjaan hijau.
Baca Juga: Potensi Pekerjaan Hijau di Masa Perubahan Iklim
Platform ini juga menyediakan informasi peningkatan kapasitas dan sertifikasi yang dibutuhkan untuk mengakses pekerjaan hijau, mempertemukan pencari dan penyedia kerja, mendukung perkembangan serta membangun komunitas yang mendukung ekosistem.
Koaksi Indonesia juga membangun jejaring dengan berbagai pihak untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan konten dan berdiskusi tentang Green Jobs di platform ini.
Kehadiran greenjobs.id tentu sangat membantu semua pihak yang ingin berpartisipasi aktif dalam pekerjaan hijau. Greenjobs.id juga merupakan bentuk praktik baik dalam mengembangkan Green Jobs di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di https://www.deestories.com/2024/02/Peluang-Green-Jobs-di-Tengah-Ancaman-Perubahan-Iklim.html dengan judul “Peluang Green Jobs di Tengah Ancaman Perubahan Iklim”.
DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog #GoGreenJobs menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mengedit bahasa dan penulisan setiap artikel dan opini yang masuk ke redaksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta, serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.