Setelah pada Sabtu, 18 November 2023, Koaksi Indonesia berhasil menyelenggarakan Green Jobs Workshop di Jakarta sebagai kota pertama, rangkaian Green Jobs Workshop kembali digelar di kota kedua, yaitu Bandung pada Sabtu, 25 November 2023. Kali ini diselenggarakan di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan melibatkan anak muda dari berbagai komunitas di Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Perspektif Generasi Muda terhadap Bidang Pekerjaan Transisi Energi
KOAKSI INDONESIA — Kegiatan ini digelar masih dengan tema yang sama yaitu “Masa Depan Indonesia adalah Green Jobs”. Koaksi Indonesia mengadakan workshop di kota lainnya ini untuk meningkatkan paparan terkait isu green jobs khususnya kepada anak muda di kota yang disinggahinya sehingga terbangun simpul jejaring berbasis anak muda di sana.
Dengan berkunjung ke Kota Bandung, Koaksi Indonesia berharap dapat meningkatkan interaksi dengan anak muda setempat dan menggali lebih dalam isu green jobs di Kota Bandung secara langsung.
Dalam melaksanakan workshop di Kota Bandung, Koaksi Indonesia berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia dan Teens Go Green untuk menyukseskan workshop tersebut. Selain itu, Koaksi Indonesia mendapat dukungan dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung yang memberikan akses lokasi pelaksanaan kegiatan.
Keseruan Green Jobs Workshop di Bandung
Meskipun acara dijadwalkan dimulai pada pukul 09.30, tetapi para peserta workshop sudah berdatangan dan memasuki ruangan satu jam sebelum acara dimulai. Begitu antusiasnya para peserta membuat bangku-bangku di ruangan cepat terisi penuh sehingga acara dapat dimulai tepat waktu. Sebelum kegiatan dimulai, mereka disuguhi berbagai video yang berkaitan dengan green jobs dan perubahan iklim. Salah satu yang ditampilkan adalah film dokumenter yang diinisiasi oleh Koaksi Indonesia berjudul “Climate Witness” yang menceritakan perjuangan tokoh lokal di NTT dalam melestarikan lingkungan.
Acara dibuka oleh MC pada pukul 09.45 WIB, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Yodie Irawan, S.S.T.P., M.A. sebagai Kepala Seksi Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Beliau menyampaikan bahwa pemerintah mendorong partisipasi aktif masyarakat sipil untuk berperan aktif dalam pengembangan green jobs di Indonesia.
“Salah satu bentuk konkret dukungan Pemerintah mendorong partisipasi masyarakat sipil dalam pembangunan adalah penyelenggaraan Green Jobs Workshop oleh Koaksi Indonesia. Harapan dari pelaksanaan workshop ini dapat menjadi mini platform yang akan memberikan dampak ke wilayah lain, dari jejaring teman-teman yang berpartisipasi di Green Jobs Workshop Bandung hari ini,” jelas Yodie.
Acara dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan empat narasumber sebagai perwakilan dari berbagai lembaga, yaitu organisasi masyarakat sipil, pemerintah, swasta, dan akademisi.
Pada awal sesi talkshow, A. Azis Kurniawan sebagai Manajer Kebijakan dan Advokasi Koaksi Indonesia, yang juga sebagai narasumber, menyampaikan definisi green jobs, yaitu pekerjaan yang berkontribusi pada kelestarian lingkungan, menekankan prinsip inklusivitas, dan termasuk pekerjaan layak. Selain itu, Azis menyampaikan peluang green jobs di Indonesia.
“Hasil studi LinkedIn dalam 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa permintaan terhadap pekerjaan hijau meningkat sebanyak 24%. Koaksi Indonesia menghitung kebutuhan tenaga kerja teknik hingga tahun 2040 sebanyak 1,2–1,3 juta pekerja. Di sektor non-green (brown jobs) tidak lebih dari 400 ribu pekerja. Artinya, green jobs menjadi peluang besar karena demand tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga secara global,” tegas Azis.
Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dr. Helmi Gunawan, Ph.D, sebagai perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat. Beliau menyampaikan bahwa hampir semua inisiatif penciptaan green jobs (konservasi, pelestarian, dan reklamasi) telah dilakukan DLH beserta sukarelawan. Dalam pelaksanaannya, DLH melibatkan unsur Penta-Helix ABCGM (Academics – Business – Community – Government – Media) terutama komunitas.
“Kami melihat semakin ke sini semakin baik, dari segi jumlah yang terlibat maupun kapasitas. Karena komunitas saat ini sudah banyak menggunakan teknologi, seperti platform digital. Program Adiwiyata misalnya, tidak hanya membuat sekolah dapat mengelola lingkungan sekolahnya sendiri, namun mengajak lingkungan di luar sekolahnya untuk dapat berperan aktif melestarikan bumi, khususnya pada isu-isu perubahan iklim,” jelas Helmi.
Kemudian, dari perspektif swasta disampaikan oleh Fictor Ferdinand Pawa, S.Si., M.Si. sebagai Manajer Proyek di Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB). Dia menjelaskan salah satu contoh penciptaan green jobs yang dilakukan oleh YPBB adalah program penanggulangan sampah dengan berbagai pihak untuk mencapai target pengurangan sampah organik ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah organik dengan budi daya maggot dapat menciptakan lapangan pekerjaan hingga 600 orang dalam dua bulan. “Ekonomi sirkular akan lebih banyak menciptakan lapangan kerja, sedangkan ekonomi linear sebaliknya,” pungkas Fictor.
Selanjutnya, Dr. Ir. Endang Hernawan, M.T., M.Si. selaku Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, menjelaskan green jobs dari perspektif akademisi. Dalam pandangannya, Indonesia selalu menjadi salah satu negara agresif dalam menanggapi kesepakatan global. Melalui dokumen NDC Indonesia memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan adanya bursa karbon, akan ada peluang spekulasi karena secara wujud tidak berbentuk fisik, sama halnya seperti bursa saham. Nilai ekonomi karbon dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia dan menciptakan banyak lapangan kerja baru untuk sektor ekonomi hijau.
Setelah talkshow berakhir, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para narasumber mengenai berbagai hal terkait materi dan pemaparan yang disampaikan selama diskusi. Sesi tanya jawab ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan jawaban dan klarifikasi secara langsung dari para narasumber.
Saat waktu istirahat tiba, para peserta dibagikan kaus oblong oleh pihak panitia, sekaligus diimbau untuk bisa mengenakannya di sesi workshop, sebagai simbol keterlibatan mereka dalam kegiatan yang mempromosikan isu green jobs.
Waktu menunjukkan pukul 13.30 saat semua peserta berkumpul kembali di ruangan untuk melanjutkan sesi berikutnya, yaitu “mini workshop”. MC dan moderator membagi para peserta menjadi lima kelompok dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Karena banyak dari para peserta yang belum mengenal satu sama lain, mereka pun diberi waktu untuk saling berkenalan dan memberi nama untuk kelompoknya agar kompak dan mudah diingat. Kemudian, sesi mini workshop pun dimulai. Masing-masing kelompok diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan 5 narasumber yang mendatangi tiap kelompok secara bergantian.
Setelah memperoleh pencerahan dari para narasumber dalam mini workshop tersebut, masing-masing kelompok berdiskusi, lalu mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Baca juga: Koaksi Indonesia Bervakansi bersama Kawula Muda untuk Mendukung Green Jobs
Menurut Kelompok 1, untuk menciptakan green jobs di Indonesia, diperlukan kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan penegakan hukum yang kuat dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan.
Menurut Kelompok 2, untuk mendukung penciptaan green jobs, pemerintah perlu meningkatkan fasilitas yang merata bagi masyarakat untuk penanganan limbah. Peran akademisi juga diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dengan melakukan edukasi berupa sosialisasi.
Menurut Kelompok 3, penciptaan green jobs dapat dilakukan dengan adanya Kolaborasi pentahelix, yang bisa menyelesaikan keresahan bencana, regulasi dan POAC (Planning, Organizing, Acting and Controlling).
Menurut Kelompok 4, untuk menyuarakan green jobs perlu adanya kampanye, kerja sama, dan regulasi yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peran pemerintah, dan peran anak muda.
Menurut Kelompok 5, penerapan green jobs perlu menekankan awareness, regulasi, hingga perbaikan paradigma sehingga kita dapat menjadikan pekerjaan yang kita lakukan ini berhubungan dengan green, all jobs can be green jobs.
Sesi presentasi kelompok selesai menandai berakhirnya mini workshop ini. Nantikan liputan Green Jobs Workshop di dua kota berikutnya, yaitu Yogyakarta dan Surabaya.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda: Kesempatan Anak Muda Wujudkan Mimpi Tanpa Polusi Melalui Green Jobs