Inklusivitas dalam Green Jobs patut dikejar. Pengakuan akan eksistensi penyandang disabilitas merupakan hak yang perlu diperjuangkan sebagai anak bangsa dalam pembangunan.
Baca juga: Green Jobs Workshop Bandung: Perluas Perspektif Green Jobs di Kalangan Muda Bandung
KOAKSI INDONESIA — Salah satu indikator Green Jobs yang sedang digaungkan oleh Koaksi Indonesia adalah inklusivitas. Sebuah nilai yang mengikutsertakan berbagai elemen masyarakat tanpa ada batasan tertentu mendapatkan kesempatan yang setara.
Hal ini dibuktikan melalui partisipasi 14 orang delegasi komunitas inklusi secara daring maupun luring dalam Green Jobs Summit 2023 di Hotel AONE Jakarta.
Mengusung tema “Green Jobs untuk Indonesia 2045”, Green Jobs Summit menghadirkan diversitas elemen mulai dari pemerintah pusat, akademisi, organisasi masyarakat sipil (CSO), dan swasta untuk urun rembuk strategi menyambut potensi Green Jobs dalam transisi energi dan bonus demografi.
Kegiatan yang terdiri dari talkshow, speed networking, dan diskusi ini bertujuan mendapatkan berbagai inspirasi dari narasumber dan delegasi komunitas. Harapannya, pengembangan Green Jobs yang inklusif bisa dimulai dari sini.
Menurut salah satu delegasi, Wijaya, yang berasal dari Komunitas RUMPUD (Rumah Peduli Usaha Disabilitas), perlu bahasan lebih mendalam bagaimana rekan-rekan yang memiliki keterbatasan dapat terjun pada pekerjaan yang termasuk Green Jobs.
Diamini oleh Nicky Clara yang merupakan Founder Setara Berdaya Grup (SBG), “Kami hadir sebagai jembatan untuk membantu teman-teman disabilitas dalam mengakses informasi terkait teknologi, peluang dan tentunya pengembangan usaha.” Melalui beberapa anak perusahaannya, SBG telah berhasil memberikan manfaat kepada 21 ribu orang baik disabilitas maupun nondisabilitas.
Baca juga: Green Jobs Class #1: Menemukan Potensi Diri Demi Masa Depan Hijau
Memiliki keterbatasan merupakan sebuah tantangan teman-teman disabilitas untuk berpartisipasi aktif sehingga perlu ruang aman sekaligus kesempatan untuk bergabung dengan komunitas lainnya.
Menurut Dewi, Founder Komunitas RUMPUD, “Akses informasi terbatas sekali untuk kami baik isu lingkungan maupun isu lainnya. Kami perlu lebih banyak diikutsertakan dalam diskusi baik secara formal maupun informal. Hal ini juga menjadi salah satu modal kami untuk meningkatkan kepercayaan diri berkomunikasi dengan teman-teman lainnya.”
Menyoal platform Greenjobs.id yang telah diluncurkan oleh Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia Aria Nagasastra dan Ridwan Arif selaku Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan, 19 Desember 2023 lalu mendapatkan sambutan positif dari delegasi komunitas inklusi. Salah satunya Restia, pemilik Kopi Netra, “Website-nya bagus dan mudah digunakan. Kami sebagai netra mengharapkan website berbasis teks seperti ini sehingga dapat diakses oleh aplikasi bantuan yang kami gunakan.”
Pada sesi diskusi Green Jobs Summit, masing-masing delegasi memberikan input dari berbagai perspektif. Salah satunya, yaitu perlu penguatan empati dalam setiap pembangunan.
“Sebuah poin yang menarik, empati merupakan sebuah tahap awal yang harus dimiliki setiap manusia untuk mengejar inklusivitas pada aspek pembangunan,” jelas Nita Roshita selaku moderator kegiatan.
Dewi dari Komunitas RUMPUD yang juga disabilitas low vision menambahkan, “Masih banyak rekan-rekan terdekat kami yang belum tahu cara berkomunikasi dan membantu kami yang netra. Bahkan di setiap kondisi meski penglihatan saya “low vision” yang terkadang bisa melihat kadang tidak, saya tetap perlu membawa tongkat sebagai identitas diri bahwa saya dan teman-teman seperti saya perlu dibantu.”
Beberapa poin menarik lainnya juga disampaikan pada diskusi kelompok bahwa belum ada realisasi dari Undang-Undang Penyandang Disabilitas yang mengharuskan perusahaan swasta mempekerjakan 1% disabilitas dari seluruh pegawai atau pekerja di suatu perusahaan.
Hijrah Saputra, salah satu delegasi Komunitas 7sense menyampaikan, “Perlu ada penegasan terkait realisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, hal ini tentunya berkenaan juga dengan peluang disabilitas untuk berkarya di sektor pekerja formal.”
Selama kegiatan berlangsung, teman netra didampingi oleh teman awas untuk membantu setiap kebutuhan. Selain itu, tersedia Juru Bahasa Isyarat (JBI) untuk teman tuli yang hadir daring dan luring melalui aplikasi zoom.
Salah satu peserta teman tuli memberikan kesannya pada kegiatan ini, Kenshi dari Bogor menegaskan, “Saya sangat tertarik ikut kegiatan secara daring karena saya tahu akan ada fasilitas JBI. Sepenuhnya saya mendukung penciptaan lapangan kerja yang lebih inklusif melalui Green Jobs.”
Baca juga: Konferensi Green Jobs 2023, Interkoneksi Jalin Kolaborasi