Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam inovasi teknologi ramah lingkungan setidaknya sampai tahun 2023.
KOAKSI INDONESIA–Percepatan industri berkelanjutan menjadi salah satu komitmen pemerintah untuk menyambut 100 tahun kemerdekaan pada 2045 sekaligus mendukung target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission 2060.
Mengutip Jiexpo, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Ahmad Syakhroza pada Pembukaan Indonesia Energy & Engineering Series (IEE Series) 2023 menyatakan bahwa perkembangan energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi perhatian utama dalam menciptakan energi bersih menuju target Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.
Menurutnya, peningkatan pemanfaatan EBT dan konservasi energi ini dapat diwujudkan melalui penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 9,1 gigawatt dalam 5 tahun ke depan, akselerasi pengembangan bahan bakar minyak (BBM) melalui pemanfaatan biofuel sebesar 17,4 juta kiloliter di tahun 2024, meningkatkan konservasi serta efisiensi energi dengan target penurunan intensitas energi final sebesar 0,8 sbm per tahun, dan mengembangkan industri pendukung melalui TKDN di sektor pembangkit EBT seperti PLTS, PLT Bioenergi, PLTT, dan PLTA.
Percepatan industri berkelanjutan dapat beriringan dengan peningkatan inisiatif dalam inovasi teknologi ramah lingkungan yang dapat dilakukan mulai dari lingkup kampus hingga skala nasional.
Kendaraan Ramah Lingkungan dari ITS
Berita baik datang dari kawan muda Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui karya berupa prototipe inovasi mobil ramah lingkungan yang membawa mereka menduduki podium juara ke-2 dalam ajang Chem-E-Car Global Race Competition yang diselenggarakan di Florida, Amerika Serikat pada 5 November 2023.
Mengutip its.ac.id, tim Spektronics menjadi satu-satunya tim kebanggaan Indonesia yang berlaga di Negeri Paman Sam. Bimo Bintang Aulia, Ketua Tim Spektronics ITS, mengatakan terdapat 46 tim finalis yang bertanding dan ITS berhasil menjadi terbaik kedua mengalahkan berbagai kampus top dunia seperti Toronto University dan Tsinghua University.
“Tim Spektronics ITS membawa mobil Spektronics 23 versi terbaru untuk berlaga dalam kompetisi ini. Mobil ini memanfaatkan reaksi dari tekanan udara dari dekomposisi hidrogen peroksida (H2O2) dengan katalis ferri klorida (FeCl3) untuk menghasilkan sumber tenaga. Kemudian, tekanan udara ini disalurkan melalui sistem pneumatik sebagai penggerak mobil yang kuat,” jelas Bimo.
Baca juga: Membedah Arah Pembangunan Berkelanjutan dalam Debat Kedua Calon Wakil Presiden
Penggunaan reaksi dekomposisi ini membuat mobil Spektronics 23 menjadi lebih ramah lingkungan sebab emisi hasil reaksi dekomposisi dapat didaur ulang dan digunakan kembali.
Bimo menambahkan, karyanya ini juga dilengkapi teknologi terintegrasi dalam bentuk fitur katup solenoid (solenoid valve) yang dapat dikendalikan secara otomatis menggunakan arduino nano.
Menurutnya, fitur ini memberikan kemampuan lebih baik dalam mengontrol tekanan udara dan memungkinkan mobil untuk bergerak dengan akurasi lebih tinggi.
Kemenangan ini menandai langkah baik yang dapat memicu lahirnya inovasi-inovasi lain untuk industri berkelanjutan yang ramah lingkungan di Indonesia.
Napas Baru Inovasi Pengolahan Sampah
Rekosistem hadir membawa napas baru inovasi teknologi pengolahan sampah di Indonesia.
Perusahaan daur ulang sampah yang berdiri pada 2018 ini mengajak masyarakat dan para pekerja industri untuk turut membiasakan memilah, mengemas, dan menyetor sampah organik dan anorganik agar tidak berakhir di TPA atau sungai dan laut melalui produknya yang bernama Waste Station.
“Waste Station adalah stasiun daur ulang dalam rangka mewujudkan pengurangan sampah plastik sebanyak 30% di Jakarta,” ujar Chief Executive Officer saat peluncuran Waste Station di kawasan Kuningan, Jakarta, awal Juli lalu.
Mengutip mediaindonesia.com, Ernest Layman berharap Waste Station bisa menjadi kebiasaan dan gaya hidup baru yang ramah lingkungan dalam keseharian seperti memilah dan mengolah sampah secara konsisten, sehingga bisa memberikan dampak yang signifikan untuk bumi.
“Waste Station ini tidak hanya untuk mengumpulkan sampah sehingga dapat diproses, tetapi memiliki tujuan utama menciptakan kebiasaan dan mendorong masyarakat untuk memilah dan menyetorkan sampah anorganik sehingga menaikkan tingkat daur ulang,” ujar Ernest.
Ernest menambahkan inovasi yang ditawarkan, setiap orang yang membuang sampah anorganik di Rekosistem Waste Station akan mendapat 800 reward point per kilogram sampah yang dapat ditukar menjadi saldo uang digital melalui dompet digital, Dana atau Gopay.
Rekosistem meluaskan inovasinya, per tahun 2023, telah tersebar 28 Waste Station dan Dropbox yang aktif beroperasi tersebar di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Aplikasi Pengisian Motor Listrik
Indonesia Battery Corporation (IBC) menandai pentingnya membangun ekosistem kendaraan listrik dengan meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS), Senin 12 Juni 2023, di kantor Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Marves), Jakarta.
BAMS merupakan platform ekosistem motor listrik yang mencakup penyediaan baterai, stasiun penggantian (swapping), pengisian (charging), dan aplikasi yang dapat digunakan bersama-sama oleh berbagai merek motor listrik, termasuk motor listrik konversi.
Mengutip indonesiabatterycorp.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah memulai berbagai program, termasuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan program bantuan kepada masyarakat sehingga penyerapan kendaraan listrik dapat dipercepat.
Oleh karena itu, menurut Luhut terbangunnya ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air harus dilakukan secara utuh sebagai satu-kesatuan atau bersifat holistik dan berkesinambungan. Kendaraan listrik tidak hanya berbicara tentang kendaraan itu sendiri, namun juga seluruh ekosistem pendukung.
“Indonesia terus berupaya agar sebanyak 10% dari populasi EV akan terwujud pada 2030 mendatang,” ujarnya.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan BAMS akan menjadi jawaban atas kendala utama yang menghambat percepatan penerimaan kendaraan motor listrik di Indonesia, yaitu persoalan baterai yang berbeda pada setiap merek kendaraan.
Ekosistem BAMS menurutnya menjadi solusi dalam menyeragamkan jenis baterai yang bisa dipakai seluruh pengguna kendaraan motor listrik maupun motor konversi. Platform BAMS terdiri atas baterai, swap station, dan aplikasi Internet of Things (IoT) yang mengintegrasikan seluruh titik.
“Kami percaya, ikhtiar ini bisa menjadi langkah besar bagi bangsa agar menjadi ekosistem yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan domestik, ramah lingkungan, dan tersedia di seluruh pelosok dengan harga terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Toto.
Baca juga: Penerapan Prinsip Berkeadilan untuk Menyukseskan Transisi Energi di Indonesia
Terkait penghematan yang didapat masyarakat yang memanfaatkan EV, khususnya motor listrik. Mengutip CNBC Indonesia, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Senda Hurmuzan Kanam menyampaikan bahwa rata-rata motor listrik saat ini bisa menjangkau jarak sekitar 40 km–60 km untuk satu kali isi ulang baterai secara penuh.
Biaya perkiraan yang dibutuhkan motor listrik untuk menempuh jarak rata-rata sekitar 40 km memerlukan energi listrik rata-rata sebesar 1 kWh.
Sementara menurut Senda, motor bensin untuk menempuh jarak 40 km memerlukan konsumsi BBM sekitar 1 liter Pertalite. Dengan tarif listrik sebesar Rp 1.450 per kWh, pemakaian per bulan sekitar 25 kWh atau 1.000 km sekitar Rp 36.250 per bulan.
Mencermati angka ini, dapat dilihat perbandingan penggunaan motor bensin selama sebulan yang memerlukan BBM sebesar 25 liter, katakanlah menggunakan Pertalite akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 250.000 per bulan.
Kembali kepada BAMS, eksistensi sebagai ekosistem baru akan berfungsi sebagai platform kolaborasi berbagai pelaku industri kendaraan listrik seperti produsen penyedia energi, produsen baterai, pengembang teknologi dan operator battery swapping station, serta produsen kendaraan listrik. Semakin memudahkan masyarakat pengguna EV dan memasyarakatkan kendaraan ramah lingkungan.
Inovasi-inovasi ini jadi berita positif untuk masyarakat, menunjukkan upaya untuk mengembangkan inovasi teknologi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Ini sejalan dengan tujuan global dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.***