Belakangan udara di Jakarta terasa sangat panas sehingga memberikan efek buruk pada kesehatan warganya. Ternyata, hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang semakin buruk.
Proses transisi energi juga belum betul-betul dilakukan di segala aspek. Alhasil solusi menciptakan pekerjaan ramah lingkungan berdasarkan wawasan kebangsaan harus segera diterapkan. Apa kaitan dari semuanya?
Suhu Panas Bumi Naik, Transisi Energi Menjadi Solusi
Apakah belakangan ini teman-teman merasa suhu udara terasa begitu panas? Betul sekali, itu bukan hanya perasaan tetapi memang suhu udara belakangan ini sedang panas sekali. Bahkan sepanjang sejarah, tahun 2023 dinyatakan sebagai tahun terpanas bagi bumi.
Suhu udara yang panas ini disebabkan perubahan iklim akibat perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan. Kondisi panas ini semakin parah ketika terjadi fenomena El Nino. Naiknya suhu panas bumi ini menjadi salah satu contoh krisis iklim yang sedang terjadi saat ini.
Baca Juga: Green Jobs: Jadikan Bonus Demografi Indonesia sebagai Peluang Membangun Indonesia yang Lebih Bersih
Menurut badan iklim Uni Eropa, pada tahun 2023 diketahui bahwa suhu global tercatat sekitar 1,48 derajat celsius lebih hangat dari rata-rata suhu era pra-industri tahun 1850—1900.
Sementara menurut pengamatan BBC, sejak bulan Juli hampir setiap hari suhu udara global mengalami peningkatan. Berbanding lurus dengan suhu permukaan laut yang juga mengalami kenaikan dari sebelumnya.
Tidak heran jika sepanjang hari kita merasakan panas yang sangat menyengat. Baik itu di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kondisi panas yang sangat menyengat ini juga berbahaya pada kesehatan manusia. Tidak hanya itu, krisis iklim yang terjadi saat ini berdampak buruk pada bidang lain. Salah satunya adalah bidang pertanian.
Efek domino dari meningkatnya suhu bumi ini adalah beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan bahkan cukup langka di pasar, akibat gagal panen. Gagal panen ini diakibatkan tidak ada atau kurangnya air irigasi untuk membasahi lahan sawah sehingga sawah mengalami kekeringan. Langkanya beras di pasar menyebabkan beras mengalami kenaikan di berbagai wilayah. Lagi-lagi masyarakat kelas bawah yang terkena imbasnya.
Mahalnya harga beras di pasaran hanya satu dari sekian banyak masalah akibat dari perubahan iklim. Masalah lain juga muncul mulai dari kesehatan masyarakat yang menurun, sulitnya air bersih di berbagai wilayah, penyebaran penyakit lebih cepat, dan lainnya. Oleh sebab itu, harus segera dilakukan mitigasi perubahan iklim.
Baca Juga: Keluh Harap Warga Air Tenam Terhadap Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desanya
Transisi energi menjadi salah satu solusi untuk perubahan iklim yang kian buruk. Transisi energi adalah proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi energi bersih dan ramah lingkungan. Biasanya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tidak habis pakai seperti panel surya, air, angin, dan panas bumi.
Transisi energi sudah mulai dikenal masyarakat luas sebagai salah satu solusi untuk menangani perubahan iklim. Namun, di Indonesia belum bisa diterapkan secara maksimal. Mengingat banyak faktor yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Namun, harus segera diaplikasikan mengingat krisis iklim kian buruk.
Solusi lain sebagai mitigasi perubahan iklim dan akselerasi transisi energi serta bentuk wawasan kebangsaan sebagai generasi muda yang mencintai bangsa dan negaranya adalah dengan menciptakan pekerjaan ramah lingkungan atau Green Jobs.
Apa Itu Green Jobs?
Green Jobs lahir sebagai bentuk reaktif terhadap krisis iklim yang terjadi saat ini. Mulai dari menurunnya kualitas lingkungan sampai dengan berkurangnya sumber daya alam. Green Jobs adalah istilah yang diberikan oleh International Labour Organization (ILO) untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat membantu agenda pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi sehingga secara tidak langsung dapat membantu menurunkan krisis iklim yang terjadi saat ini.
Menurut ILO, Green Jobs dapat menjadi lambang dari perekonomian dan masyarakat yang berkelanjutan. Bahkan, dianggap mampu melestarikan lingkungan baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.
Hasil dari kehadiran Green Jobs memang tidak mudah dan cepat. Hasilnya baru akan dirasakan pada jangka panjang. Namun, secara perlahan akan memberikan dampak positif bagi bumi. Jika dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama, proses penurunan suhu panas bumi akan lebih cepat.
Kehadiran Green Jobs sebagai salah satu mitigasi kerusakan alam memiliki banyak manfaat antara lain mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak anggota masyarakat. Membantu melestarikan lingkungan yang tentunya juga akan mendorong perekonomian masyarakat lebih baik.
Sebagai salah satu orang yang peduli dengan keberlangsungan lingkungan, tentu saja saya sangat mendukung pekerjaan hijau sebagai salah satu alternatif transisi energi untuk perubahan iklim ke arah lebih baik. Salah satu impian pekerjaan hijau saya adalah menjadi seorang eco fashionpreneur atau organic foodpreneur.
Baca Juga: Implementasi Konsep Ecopreneurship Tuntaskan Sampah Plastik
Masih banyak pekerjaan Green Jobs yang dapat diciptakan dan memberikan dampak positif bagi perbaikan kondisi lingkungan sekaligus ekonomi. Pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah ecopreneur, eco design architect, electric car technician, urban farmer, solar panel technician, dan lainnya.
Salah satu platform yang dapat dijadikan acuan untuk mencari pekerjaan ramah lingkungan adalah greenjobs.id.
Platform greenjobs.id Sebagai Mitigasi Perubahan Iklim
Istilah Green Jobs serta peluang menciptakan lapangan pekerjaan ramah lingkungan belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Dengan demikian, sosialisasi pekerjaan ramah lingkungan kepada semua lapisan masyarakat sangat penting dilakukan.
Terutama bagi generasi muda, pihak swasta, pemerintah, dan sektor pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan wawasan kebangsaan generasi muda.
Semakin banyak pihak menciptakan pekerjaan hijau dan memiliki visi keberlanjutan untuk perubahan iklim, transisi energi, atau menurunkan target emisi dengan mempraktikkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin besar menciptakan pekerjaan hijau.
Sosialisasi yang menarik mengenai Green Jobs akan mendorong generasi muda untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Bahkan, akan mendorong kreativitas mereka untuk menciptakan lapangan pekerjaan hijau.
Dengan demikian, mereka menyadari mengenai keahlian yang harus dimiliki untuk menciptakan pekerjaan hijau. Mengingat saat ini perkembangan digital sudah masuk ke berbagai bidang. Tentu saja hal ini akan membuka wawasan mereka mengenai aplikasi untuk mendukung pekerjaan ramah lingkungan.
Salah satu bentuk kreativitas dan kepedulian dalam mitigasi perubahan iklim telah ditunjukkan oleh Koaksi Indonesia dengan mengembangkan greenjobs.id yang merupakan platform khusus lowongan pekerjaan ramah lingkungan. Platform greenjobs.id dapat mendukung karier keberlanjutan lingkungan sekaligus mendorong kemajuan ekonomi.
Platform lowongan pekerjaan ramah lingkungan ini memberikan informasi lowongan pekerjaan secara lengkap, andal, serta mudah diakses dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu menginstalnya.
Ke depannya greenjobs.id juga akan menyediakan berbagai publikasi sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan terjun ke Green Jobs dan menjadi rumah bagi sumber daya manusia (SDM) dengan penyedia Green Jobs. Rumah ini terdiri dari bidang pendidikan, swasta/industri, pemangku kepentingan terkait, dengan tujuan mampu menciptakan ekosistem Green Jobs.
Yuk cari tahu lebih banyak mengenai greenjobs.id sebagai platform #GoGREENJOBS penyedia lowongan pekerjaan hijau. Ada banyak jenis pekerjaan hijau di greenjobs.id yang bisa kamu pilih sesuai dengan potensi dan minat kamu.
Artikel ini telah tayang di https://www.meimoodaema.com/2024/02/green-jobs.html dengan judul “Green Jobs, Pekerjaan Hijau sebagai Mitigasi Perubahan Iklim”.
DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog #GoGreenJobs menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mengedit bahasa dan penulisan setiap artikel dan opini yang masuk ke redaksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta, serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.