A. Latar Belakang

Tentang Koaksi Indonesia

Coaction Indonesia, atau Koaksi Indonesia dalam bahasa Indonesia, adalah organisasi nirlaba yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran aksi dan solusi inovatif yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah Nusantara. Pendekatan yang dilakukan Koaksi adalah advokasi kebijakan, penyadartahuan atau kampanye untuk mendapatkan dukungan publik, dan pengembangan kolaborasi strategis dengan berbagai mitra, seperti pembuat kebijakan, sektor swasta, lembaga riset/kampus dan akademisi, organisasi masyarakat sipil, komunitas, dan penggerak muda.

Kerja strategis ini bertujuan untuk mendorong transisi energi dan akselerasi pengembangan energi terbarukan (ET) yang menjadi salah satu dari lima sektor pendorong pembangunan lainnya, yaitu agrikultur, transportasi, limbah, dan industri. Termasuk, akses ET bagi daerah-daerah terpencil, terluar, dan terdepan (3T) untuk meningkatkan ketahanan iklim dan pengembangan ekonomi yang lebih baik.

 

Tentang Program Voices for Just Climate Action (Suara untuk Aksi Iklim Berkeadilan)
Sejak tahun 2021, Koaksi Indonesia bersama Yayasan Pikul bergabung menjadi Koalisi Sipil dan menjadi bagian dari aliansi untuk Program Voices for Just Climate Action (VCA) atau Suara untuk Aksi Iklim Berkeadilan. Secara garis besar, program ini berfokus pada peningkatan kapasitas dan pembelajaran bersama, penyadartahuan dan kampanye, serta membangun rekomendasi dan mendorong dialog kebijakan dalam membangun diskursus aksi iklim solutif di tingkat lokal dan nasional, termasuk mendukung terbangunnya ketahanan iklim di masyarakat. Harapannya, cerita dan pembelajaran ini dapat didokumentasikan dan diadopsi atau direplikasi di berbagai wilayah di Indonesia yang lebih luas.

Kenapa inisiatif dan solusi yang berasal dari masyarakat penting? Karena aliansi ini percaya bahwa masyarakat adalah agen perubahan dan bagian utama dari aksi iklim. Prioritas pembangunan yang lebih tahan iklim harus berporos pada kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, dan sesuai dengan potensi lokalnya.

VCA di Indonesia adalah bagian dari program yang dilaksanakan di tujuh negara. Untuk Lingkup nasional dan provinsi NTT, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos) bekerja sama dengan  16 organisasi yang terdiri atas empat koalisi. Koalisi Sipil fokus pada advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas, dan penyadartahuan publik di tingkat nasional dan provinsi. Selain Koalisi Sipil, ada Koalisi Kopi yang fokus pada suara anak muda untuk aksi iklim, ada Koalisi Pangan Baik yang fokus pada isu pangan dan kearifan lokal, dan ada Koalisi Adaptasi yang fokus pada isu advokasi kebijakan dan masyarakat pedesaan.

 

Tentang Diskusi Media

Kebijakan iklim seharusnya dapat menjadi solusi sistemik bagi adaptasi dan mitigasi krisis iklim. Nyatanya, kebijakan yang berlaku disusun secara top-down dengan minimnya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan bahkan implementasinya. Ketidaksesuaian antara kebijakan yang dikeluarkan dengan permasalahan iklim nyata menjadikan proses adaptasi dan mitigasi krisis iklim tidak selaras, bahkan terus membuat meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) karena antar sektor tidak terhubung satu sama lain. Contoh yang paling jelas dan baru saja terjadi, badai siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur pada bulan April 2021. Lemahnya upaya preventif dan membangun infrastruktur yang mengurangi dampak menyebabkan kerugian jiwa dan finansial yang merugikan negara dan masyarakat, terutama di masa pandemi yang membutuhkan dukungan pendanaan dan komitmen tinggi.

Hal ini merupakan refleksi dari tidak optimalnya kebijakan yang disusun serta lemahnya kapasitas pemangku kepentingan di berbagai level, baik di tingkat pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil hingga ke tingkat tapak. Oleh karena itu, penyelarasan pemahaman dan peningkatan kapasitas perlu dimulai dari masyarakat sipil, khususnya di wilayah terdampak yang akses dasarnya masih terbatas. Keterbatasan akses ini membuat advokasi masyarakat sipil belum kuat karena pilihan yang juga terbatas, apalagi mendorong hingga menjadi pertimbangan pembuat kebijakan. Padahal, agar pembuat kebijakan menghasilkan produk regulasi yang berbunyi, dibutuhkan dukungan masyarakat.

Ketimpangan dan peluang yang perlu didorong adalah bahwa modalitas masyarakat sipil dapat berkembang secara berkelanjutan. Dimulai dengan pemahaman, kapasitas, lalu dilanjutkan dengan adanya pertukaran pengetahuan, pengembangan jejaring pendukung, dan partisipasi komunitas yang baik. Meningkatnya literasi perubahan iklim akan menumbuhkan motivasi untuk membangun konsensus atau menjadi terlibat dalam pergerakan yang partisipatif. Pada tahap ini, perlu ada orkestrasi yang menghubungkan dan mengkoordinasi masyarakat sipil dari tingkat nasional hingga lokal. Jadi betapa pentingnya langkah awal dalam memberikan akses, penyelarasan pemahaman, dan peningkatan kapasitas agar dapat mempengaruhi kebijakan dan perencanaan pembangunan iklim yang inklusif dan adil.

Sejalan dengan hal tersebut, kampanye yang mengangkat berbagai solusi iklim lokal perlu digaungkan melalui ruang forum diskusi, atau membangun digital activism melalui kanal media sosial yang populer bagi anak muda, dengan pesan yang simpel dan pilihan aksi/langkah yang mudah dilakukan agar setiap individu dapat berkontribusi. Keterlibatan aktif masyarakat sipil nasional hingga lokal akan membangun kepemimpinan para champions ini membuat noise menjadi voice.

Dengan mengangkat tema “Tutur dari Timur: Cerita Kita untuk Aksi Iklim”, Koaksi Indonesia akan menghadirkan narasumber yang memotivasi untuk optimis dan maju. Koaksi berharap suara masyarakat ini selaras dengan aspirasi masyarakat sipil yang bergerak di tingkat nasional atau bahkan di wilayah lain Indonesia, serta menularkan semangat positif kepada publik, terutama anak muda. Media massa dan rekan-rekan jurnalis adalah medium yang sangat tepat agar suara ini tersebar kemana-mana sekaligus menjadi corong aksi nyata untuk perubahan iklim.

 

B. Tujuan

Adapun tujuan kegiatan ini, Koaksi Indonesia hendak mengadakan diskusi media yang dihadiri oleh rekan-rekan jurnalis di berbagai media massa untuk:

  1. Meningkatkan pemahaman jurnalis terkait perubahan iklim di Indonesia, termasuk dampak yang dirasakan oleh masyarakat dan potensi solusi iklim berbasis lokal, dengan data dan informasi terbaru
  2. Memperkenalkan Program Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan dan tujuan dari program ini
  3. Membuka jejaring dan kemitraan antara koalisi masyarakat sipil yang bekerja sama dalam program ini dengan media massa
  4. Meningkatkan porsi pemberitaan terkait dampak, solusi, dan aksi iklim yang dilakukan oleh masyarakat sipil di nasional dan Nusa Tenggara Timur.

 

Adapun keluaran kegiatan yang diharapkan adalah:

  1. Semakin banyak jurnalis yang memiliki perspektif perubahan iklim berkeadilan dengan akses data dan informasi dari tingkat nasional dan cerita nyata di masyarakat lokal
  2. Program Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan dan mitra-mitra yang terlibat dikenal oleh media massa massa dan dapat menjadi jejaring yang diandalkan untuk pengetahuan perubahan iklim dan cerita, solusi, dan aksi iklim untuk tingkat nasional dan Nusa Tenggara Timur
  3. Organisasi masyarakat sipil yang bekerja untuk isu perubahan iklim semakin mudah dikontak dan diajak berdiskusi terkait kebutuhan advokasi, kampanye, maupun kerja lapangan
  4. Pemberitaan terkait perubahan iklim tereskalasi dengan baik karena masyarakat sipil paham angle yang menarik untuk diangkat media massa dan media massa dapat mengangkat cerita perubahan iklim dari berbagai perspektif karena telah memahami isinya dengan baik.

 

C. Rencana Kegiatan

Kegiatan ini dijadwalkan pada Hari, tanggal: Senin, 18 April 2022.

 

D. Jasa Pihak Ketiga yang Diharapkan

  • Menjadi pelaksana kegiatan berupa produk Diskusi Media dan sebagai pengundang para jurnalis (target 100 jurnalis).

E. Anggaran

PAGU anggaran untuk kegiatan ini maksimal sebesar Rp.60,000,000.- (enam puluh juta rupiah)

 

F. Mekanisme Pengajuan Penawaran

  1. Koaksi Indonesia akan menyampaikan dokumen Kerangka Acuan Kerja ini sebagai pedoman awal
  2. Vendor yang berminat akan diminta untuk mengirimkan:
  • Surat Penawaran Ketertarikan Project / Quotation
  • CV dan/atau portofolio yang relevan
  • Kedua dokumen tersebut dikirimkan melalui surat elektronik kepada secretariat@coaction.id, dengan mencantumkan subjek: Pelaksana-Diskusi Media
  • Tenggat waktu pengajuan penawaran adalah Minggu, 10 April 2022.
  1. Tim Pengadaan Yayasan Koaksi Indonesia akan melakukan penilaian dari aplikasi yang masuk, mengadakan penjajakan, dan wawancara
  2. Tim akan mengirimkan informasi untuk pembicaraan lebih lanjut dan persetujuan kontrak kerja sama bagi kandidat terpilih
  3. Tim akan memberitahukan keputusan final kepada seluruh peserta yang mengajukan aplikasi