Peringati Hari Mangrove Sedunia, Koaksi Indonesia Rilis Film Dokumenter “Climate Witness”
Jakarta, 26 Juli 2024 – Hari ini, bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia, Koaksi Indonesia bersama Aliansi Voices for Just Climate Action (VCA) Indonesia meluncurkan film dokumenter “Climate Witness” dengan mengambil lokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui akun Youtube Coaction Indonesia. Peringatan ini menjadi momentum baik untuk membangkitkan kesadaran pelestarian lingkungan secara positif, terutama karena mangrove sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat di pesisir kepulauan NTT.
Ridwan Arif, Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan Koaksi Indonesia, sekaligus produser “Climate Witness”, menyampaikan, “Penelitian dari Ibanez dan Roussel tahun 2022 menyebutkan bahwa film bertema alam dapat menggerakkan semangat beraksi seseorang. Artinya, makin banyak film bertema alam akan mendorong makin banyak aksi perlindungan lingkungan. “Climate Witness” sengaja dirilis melalui Youtube agar dapat menjangkau audiens lebih luas, apalagi Youtube salah satu platform dengan paling banyak peminat.”
Sebelum film ini tersedia di menu akun Youtube Coaction Indonesia, “Climate Witness” telah disaksikan lebih dari 460an orang di Medan, Bandung, Depok, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Gianyar, Manado, dan Jayapura melalui kegiatan nonton bareng atau nobar sejak diluncurkan pertama kali di Kineforum Sjuman Djaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, bulan Mei lalu.
“Survei yang kami lakukan bersama Aliansi VCA pasca nobar menunjukkan hasil positif. Rata-rata menyatakan diri termotivasi untuk menjaga lingkungan setelah menonton film “Climate Witness”. Tokoh-tokoh lokal yang menjadi narator film adalah kunci bagaimana tokoh-tokoh dari wilayah di bagian Indonesia yang lain dapat merasa relevan dan saling terkoneksi. Perubahan iklim tidak dapat menunggu dan tidak bisa ditangani seorang diri,” tambah Ridwan.
“Climate Witness” merupakan film dokumenter yang mengangkat kisah empat tokoh utama dari NTT yang melakukan aksi lokal dalam melindungi alam dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Mereka adalah Balsasar Darius Mboeik, Muhammad Mansur Dokeng, Maria Mone Soge, dan Klemens Heka Hayon. Pelestarian ekosistem mangrove di suku Manggi, Manggarai, diceritakan oleh ketua adat Balsasar Darius Mboeik. Muhammad Mansur Dokeng, atau akrab disapa Om Dewa, menceritakan komunitas nelayan yang kini telah memiliki organisasi formal bernama Nelayan Bersatu Kota Kupang dan didukung keberadaannya oleh Pemerintah. Konsistensi pelestarian pangan lokal di masyarakat Desa Hewa, Flores Timur, dilakukan oleh seorang guru matematika, Maria Mone Soge atau yang biasa disapa Shindy. Klemens Heka Hayon, atau Kempi Hayon, menyuarakan aksi pelestarian lingkungan dengan cara yang berbeda dengan profesinya sebagai ahli gizi di unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Puskesmas Oka, Larantuka.
Film “Climate Witness” 2024 adalah film dokumenter kedua yang diproduksi oleh Koaksi Indonesia. Tahun 2023 lalu, “Climate Witness” menceritakan aksi iklim dari daerah pesisir Tanah Merah di Kabupaten Kupang oleh Joni Messakh, Pasir Panjang di Kota Kupang oleh Yasinta Adoe, Desa Mbatakapidu di Sumba Timur oleh Selia Narwasti Rangi, dan Kambata Wundut, juga di Sumba Timur oleh Lunggi Randa. Ditonton oleh 1.450 orang secara luring di 20 kota di Indonesia, film ini menjadi pemantik diskusi terkait solusi iklim yang dilakukan pada wilayah masing-masing.
Terinspirasi dari hasil tahun 2023 tersebut, tahun ini komunitas Anda bisa menggunakan film “Climate Witness” 2023 dan 2024 sebagai jembatan diskusi. Silakan akses film “Climate Witness” 2024 melalui akun Youtube Coaction Indonesia, dan bagikan ke lingkaran Anda di berbagai platform media sosial dengan menambahkan tagar #MauHidupLebihLama, #AdilUntukBumi, dan #LangkahHariIni. Selamat menonton dan terinspirasi!
***