Saat ini, anak saya berusia 10 tahun dan duduk di kelas 4 SD. Semakin hari banyak sekali pertanyaan yang kadang memang membuat saya harus lebih banyak berpikir untuk menjawab dengan baik. Tahu sendiri bagaimana kritisnya anak-anak sekarang, kan?
Salah satu yang menjadi perhatian saya sebagai orang tua adalah cita-cita anak. Anak-anak kan memang harus diarahkan. Jadi, saya ingin dia menjadi seseorang dengan pekerjaan masa depan yang disukai. Tapi ya namanya anak-anak suka berubah-ubah, tinggal kita yang mengarahkan ke jalan yang benar.
Baca Juga: Melihat Peluang Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas sebagai Bahan Baku Biodiesel
Salah satu cita-cita anak saya itu jadi dokter, tapi dia sedih karena limbah medis. Terutama penggunaan sarung tangan dari bahan lateks atau polimer yang susah diurai yang semakin banyak apalagi saat COVID-19.
Krisis Iklim yang Semakin Terasa
Tahun 2023, anak saya terpilih menjadi Duta Lingkungan Kabupaten. Di sana, dia semakin paham kalau ternyata masalah sampah di Indonesia ini semakin lama semakin meningkat. Bahkan karena jadi duta lingkungan, dia semakin paham dengan sampah yang organik dan nonorganik. Akhirnya, dia bisa memilah sampah dan sadar untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kesehariannya.
Baca Juga: Lebaran #DirumahAja Tahun Ini, Yakin Butuh Baju Baru (lagi)?
Lebih positif sih ya, apalagi sekarang di bumi ini terjadi krisis iklim. Terasa sekali bagi saya yang tinggal di dataran rendah dengan tepian pantai. Panasnya luar biasa, berkali-kali lipat dalam bulan terakhir dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Belum lagi angin kencang meski udaranya panas sekali. Kalau hujan memang jarang di daerah saya, tapi kalau sekalinya hujan langsung banjir.
Ya paling tidak Raffi mulai paham menjaga lingkungan sekitar, meski hanya melakukan hal kecil. Betul tidak? Tidak membuang sampah sembarangan itu sudah bagus loh!
Pilihan Green Jobs di Masa Depan, Pekerjaan yang Ramah Lingkungan
Karena sekarang Raffi sudah tahu menjaga lingkungan untuk masa depan, jadi bisa memiliki pandangan kalau ada beberapa pekerjaan yang sekaligus bisa tetap cinta lingkungan. Iya benar, Green Jobs! Green Jobs adalah pekerjaan hijau yang berkontribusi pada kelestarian lingkungan demi kemakmuran ekonomi Indonesia di masa depan.
Green Jobs cocok untuk generasi muda yang kritis berwawasan kebangsaan dengan mendukung akselerasi transisi energi masa depan. Pekerjaan ramah lingkungan ini juga bisa dijadikan salah satu pilihan pekerjaan karena lintas minat dan bisa disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Contohnya, seperti teknisi sistem energi matahari, spesialis eksplorasi panas bumi, pemandu wisata ekoturisme, start up waste management, desainer fashion berkelanjutan atau bisa juga pengusaha makanan organik.
Untungnya sekarang sudah ada greenjobs.id yang mendukung ekosistem Green Jobs di Indonesia. Sebagai one stop platform, greenjobs.id memungkinkan kita bisa berkarier keberlanjutan lingkungan serta membuka jalan untuk kemajuan ekonomi. Bukan portal kerja saja, di greenjobs.id ada komunitas, info acara, materi pelatihan untuk peningkatan keterampilan hingga sertifikasi.
Baca Juga: Peluang Eko-Novelis di Indonesia
Masa depan Raffi memang masih panjang, meski sekarang bercita-cita jadi dokter, siapa tahu dia memiliki ide untuk mengelola limbah medis dengan baik. Atau malah ingin menekuni Green Jobs. Who knows? Yang penting sekarang Raffi makin sayang dengan lingkungan sekitar. Semoga #GoGREENJOBS semakin diminati generasi muda harapan bangsa.
Buat yang kepo banget dengan Green Jobs, langsung saja ke greenjobs.id.
Artikel ini telah tayang di https://www.echaimutenan.com/2024/02/anak-paham-green-jobs.html dengan judul “Menjadi Duta Lingkungan Membuat Anak Makin Paham Green Jobs”.
DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog #GoGreenJobs menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mengedit bahasa dan penulisan setiap artikel dan opini yang masuk ke redaksi agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta, serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.